Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah secara bertahap telah menyiapkan migrasi dari TV analog menuju TV digital. Menunjang hal itu, sekira 1 juta STB atau set top box akan dibagikan kepada masyarakat untuk bisa menikmati siaran TV digital. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan TV digital?
Lahir Karena Persaingan Inovasi
Baca : Jangan Asal Beli, Inilah Merek Set Top Box yang Tersertifikasi Kominfo
Melansir dari Britannica, Siaran TV digital muncul ke publik pada 1990-an. Saat itu Amerika terdorong menyaingi Jepang yang memperkenalkan sistem televisi devinisi tinggi (HDTV). Pada 1987, Stasiun TV NHK Jepang telah menampilkan siaran HD dengan gambar lebih baik.
Hal itu melecut FCC, lembaga penyiaran televisi Amerika untuk mendorong HDTV.
Singkat cerita, pada Juni 1990 General Instrument Corporation (GI) sebuah perusahaan elektronik di AS mengumumkan sistem televisi digital pertama di dunia.
Dirancang oleh insinyur kelahiran Korea Woo Paik, sistem GI menampilkan gambar berwarna 1.080 garis pada penerima layar lebar dan berhasil mengirimkan informasi yang diperlukan untuk gambar ini melalui saluran televisi konvensional.
Paik Woo-Hyun lahir pada 6 November 1948. Ia seorang insinyur dan penemu yang berasal dari Korea. Kontribusi Paik untuk televisi digital telah diakui melalui berbagai penghargaan hingga dirinya disebut sebagai "Bapak HDTV".
Selain itu, dia adalah penulis berbagai makalah teknis dan penemu lebih dari 25 paten di bidang kompresi video digital, transmisi digital, dan pemrosesan sinyal digital.
Paik mendapat berbagai penghargaan diantaranya dilantik ke dalam Consumer Electronics Hall of Fame dan Academy of Digital Television Pioneers pada 2004. kemudian ia juga menerima sejumlah penghargaan seperti Digital Television Pioneers Award dari Broadcasting & Cable Magazine pada 2000,
Arthur C. Clark Award dari Satellite Broadcasting and Communications Association di 1999, Penghargaan Emmy teknis dari Academy of Television Arts & Sciences untuk pencapaian televisi digitalnya yang luar biasa pada 1996 dan Penghargaan Peringatan Matti S. Siukola dari IEEE Broadcast Technology Society pada 1991.
Namun ada tantangan baru bagi TV di era internet. Kemunculan Youtube menggerus siaran TV.
TV Melawan Internet
Baca : Harga Set Top Box di Glodok Naik Tajam
Internet memungkinkan untuk menonton TV di mana saja dan kapan saja pada perangkat portabel kecil, maka terjadilah revolusi lain yang berlawanan. Yakni layar televisi di rumah semakin besar. High Definition Television alias HDTV akhirnya bangkit dan berjalan setelah masa vakum yang lama, dan penjualan perangkat HDTV lebih besar.
Namun seiring berjalannya dekade, semakin banyak program televisi yang diproduksi dalam format HD, dan semakin banyak stasiun yang meningkatkan fasilitas mereka agar dapat disiarkan dalam HD.
Momen simbolis dalam sejarah pertelevisian tiba pada bulan Juni 2009, ketika peraturan federal di Amerika telah mengamanatkan bahwa semua stasiun TV perlu mengubah dari analog menuju sinyal digital. Ada yang masih menggunakan antena, dan tidak akan lagi dapat menerima sinyal televisi tanpa menambahkan perangkat khusus ke perangkat mereka.
Di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo menerapkan migrasi tv analog ke TV digital pada Rabu, 2 November 2022, pukul 24.00. Migrasi berlaku di 222 titik, termasuk di Jabodetabek. Rencananya, penghentian TV Analog diterapkan secara nasional secara bertahap hingga mencapai 514 titik.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini