Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah anak buah kapal (ABK) WNI yang menjadi korban sandera kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina, turun dari pesawat saat tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, 1 Mei 2016. Sepuluh orang ABK Indonesia ini hampir satu bulan ditawan oleh kelompok pemberontak Filipina. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Tentara berjaga saat kedatangan 10 ABK WNI korban sandera militan Abu Sayyaf di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, 1 Mei 2016. Mereka akan langsung menjalani pemeriksaan kesehatan di RSPAD Gatot Subrot Jakarta. TEMPO/Eko Siswono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ABK WNI korban sandera militan Abu Sayyaf menaiki kendaraan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, 1 Mei 2016. Mereka adalah awak kapal tugboat Brahma 12 dan tongkang Anand yang disandera sejak akhir Maret. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Sejumlah anak buah kapal (ABK) WNI korban sandera militan Abu Sayyaf, berjabat tangan dengan perwakilan Pemerintah saat tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, 1 Mei 2016. Sepuluh orang ABK yang hampir satu bulan ditawan akhirnya dibebaskan lewat jalan negosiasi. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
ABK WNI korban sandera Abu Sayyaf berjabat tangan dengan perwakilan Pemerintah saat tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, 1 Mei 2016. Sebelumnya penyandera meminta tebusan Rp 14,2 miliar. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
ABK WNI korban sandera Abu Sayyaf menaiki kendaraan menuju RSPAD Gatot Subroto di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, 1 Mei 2016. Saat ini, empat orang ABK WNI yang bekerja di Kapal Tunda TB Henry dan Kapal Tongkang Cristi masih dalam tawanan Abu Sayyaf. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini