Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nikolaas Gyselbrecht, pendiri Pipa, balai lelang Belgia untuk merpati balap, memperlihatkan seekor merpati betina berusia dua tahun bernama New Kim, yang akan dilelang pada Minggu 15 November 2020, di Knesselare, Belgia 12 November 2020. New Kim, merpati betina berusia dua tahun ini dilelang dengan nilai €200, atau sekitar Rp3,3 juta. REUTERS/Yves Herman
Nikolaas Gyselbrecht, pendiri Pipa, balai lelang Belgia untuk merpati balap, memperlihatkan seekor merpati betina berusia dua tahun bernama New Kim, yang akan dilelang pada Minggu 15 November 2020, di Knesselare, Belgia 12 November 2020. Dilelang dengan nilai €200, atau sekitar Rp3,3 juta, namun burung itu kemudian dibeli oleh penawar dari China pada hari Minggu (15/11) dengan harga mencapai rekor Rp26,7 miliar. REUTERS/Yves Herman
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seekor merpati betina berusia dua tahun bernama New Kim, yang akan dilelang pada Minggu 15 November 2020, di Knesselare, Belgia 12 November 2020. Pemegang rekor sebelumnya adalah merpati jantan berusia empat tahun yang dilelang dengan harga €1,25 juta, atau sekitar Rp20 miliar. REUTERS/Yves Herman
Merpati terlihat di rumah lelang Belgia untuk merpati balap Pipa di Knesselare, Belgia 12 November 2020. Merpati balap bernama Armando, yang dijuluki "Lewis Hamilton versi merpati" guna merujuk pada juara dunia Formula 1, telah pensiun dan telah menjadi induk dari sejumlah anak merpati ketika ia akan dijual pada 2019. REUTERS/Yves Herman
Merpati terlihat di rumah lelang Belgia untuk merpati balap Pipa di Knesselare, Belgia 12 November 2020. New Kim telah memenangi kompetisi balap pada 2018, termasuk balap jarak menengah - tapi kini telah pensiun. REUTERS/Yves Herman
Merpati terlihat di rumah lelang Belgia untuk merpati balap Pipa di Knesselare, Belgia 12 November 2020. Seperti Armando, New Kim dibeli setelah penawaran lelang yang sengit antara dua pembeli dari China, di mana balap merpati kian populer di negara itu selama beberapa waktu terakhir. REUTERS/Yves Herman
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini