Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perajin Gula Kristal sedang memproses air nira menjadi gula di Desa Rancamaya, Cilongok, Banyumas (22/4). Gula kristal Banyumas banyak diekspor ke Eropa. (TEMPO/Aris Andrianto)
Perajin Gula Kristal sedang mengambil nira dari pohon kelapa di Desa Rancamaya, Cilongok, Banyumas (22/4). (TEMPO/Aris Andrianto)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perajin Gula Kristal membawa hasil perasan nira ke rumah untuk diproses di Desa Rancamaya, Cilongok, Banyumas (22/4). Menjadi penderes nira kelapa mempunyai resiko tinggi. (TEMPO/Aris Andrianto)
Perajin Gula Kristal menjemur nira yang baru diambil dari pohon kelapa di Desa Rancamaya, Cilongok, Banyumas (22/4). (TEMPO/Aris Andrianto)
Perajin Gula Kristal memasak air nira menjadi gula di Desa Rancamaya Cilongok Banyumas (22/4). Tiap bulan, ada tiga orang meninggal karena terjatuh dari pohon kelapa yang mempunyai ketinggian sekitar 25 meter. (TEMPO/Aris Andrianto)
Perajin Gula Kristal merapihkan nira hasil petikannya di Desa Rancamaya, Cilongok, Banyumas (22/4). Meskipun permintaan sampai ke Eropa dengan nilai jual tinggi dan resiko yang tinggi, namun tak sebanding dengan upah yang diperoleh. (TEMPO/Aris Andrianto)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini