Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pimpinan tertinggi Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja kembali ditahan usai ditetapkan sebagai tersangka terkait penyebaran ideologi khilafah oleh Polda Metro Jaya pada Selasa, 7 Juni 2022. Nama Abdul Qadir Baraja alias Hasan Baraja disebut sudah lekat dengan kelompok teroris. TEMPO/Febri Angga Palguna
Abdul Qadir Baraja sudah santer terdengar berafiliasi dengan kelompok terorisme sejak tahun 1970-an. Bahkan ia pernah dua kali dipenjara lantaran terlibat dalam aksi terorisme di Indonesia. TEMPO/Febri Angga Palguna
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasan Baraja bergabung dalam kelompok Komando Jihad yang terlibat dalam aksi terror di berbagai wilayah termasuk pembajakan pesawat Garuda Indonesia pada 28 Maret 1981. Di Komando Jihad, Baraja terlibat dalam kelompok Warman di bawah grup Adah Jaelani. Mereka bertugas mengumpulkan dana lewat teror di Lampung. TEMPO/Febri Angga Palguna
Baraja kemudian divonis hukuman 3 tahun penjara karena kasus teror pada tahun 1979. Tidak berselang lama, ia kemudian kembali masuk bui pada awal 1985 lantaran dinilai terlibat dalam kasus bom bunuh diri di Jawa Timur dan Borobudur. Dalam kasus ini, Baraja dinilai terbukti bersalah dan dihukum penjara 13 tahun. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Setelah keluar dari penjara pada 1997, Baraja mendirikan Khilafatul Muslimin di Lampung. Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Brigjen Ahmad Nurwakhid, menyatakan gerakan Khilafatul Muslimin mudah berafiliasi dengan jaringan kelompok teror seperti ISIS. Bahkan pada masa kejayaan ISIS pada tahun 2015, Rohan Gunaratna Peneliti Terorisme dari Singapura menggolongkan Khilafatul Muslimin telah berbaiat kepada ISIS. TEMPO/Febri Angga Palguna
Baraja juga disebut dekat dengan Abu Bakar Baasyir yang juga merupakan mantan pentolan NII. Baraja, Baasyir, Abdullah Sungkar, dan dua orang lainnya menjadi pendiri pesantren Al Mukmin Ngruki, Solo, Jawa Tengah. Saat Baasyir menjadi pemimpin kelompok teror Jamaah Islamiyah, Hasan Baraja menjadi Ketua Dewan Fatwa. Bersama Baasyir, Baraja juga disebut mendirikan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). TEMPO/Febri Angga Palguna
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini