Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konstruksi susunan bangunan bata merah situs purbakala Candi Ngetos (Paramasoeklapoera) yang mulai terlihat rusak, bersifat Siwa-Wisnu aliran peradaban agama Hindu berdasarkan arca yang ditemukan, di desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Rabu, 28 Desember 2022. Hayam Wuruk merupakan Raja termasyhur bergelar Rajasanagara mulai memimpin pada 1350 Masehi selama 39 tahun, di Kerajaan Majapahit, dengan didampingi Mahapatih Gadjah Mada, yang berhasil menyatukan sebagian besar wilayah Nusantara. TEMPO/Imam Sukamto
Konstruksi susunan bangunan bata merah situs purbakala Candi Ngetos (Paramasoeklapoera) yang mulai terlihat rusak, bersifat Siwa-Wisnu aliran peradaban agama Hindu berdasarkan arca yang ditemukan, di desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Rabu, 28 Desember 2022. Candi Ngetos yang menghadap Gunung Wilis, dibangun oleh Raja Ngatas Angin, Raden Condromowo bergelar Raden Ngabei Selupurwoto, dengan menggunakan bahan utama bata merah pada masa klasik muda abad ke 15 Masehi, dibangun sebagai tempat Pendharmaan (penghormatan) pemakaman abu kremasi jenasah Raja Hayam Wuruk, yang wafat pada 1389 Masehi. TEMPO/Imam Sukamto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pintu utaman bilik tempat persemayaman abu Hayam Wuruk terdapat ditengah bangunan situs purbakala Candi Ngetos (Paramasoeklapoera), bersifat Siwa-Wisnu aliran peradaban agama Hindu berdasarkan arca yang ditemukan, di desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Rabu, 28 Desember 2022. Hayam Wuruk merupakan Raja termasyhur bergelar Rajasanagara mulai memimpin pada 1350 Masehi selama 39 tahun, di Kerajaan Majapahit, dengan didampingi Mahapatih Gadjah Mada, yang berhasil menyatukan sebagian besar wilayah Nusantara. TEMPO/Imam Sukamto
Anak-anak bermain disekitaran halaman bangunan situs purbakala Candi Ngetos (Paramasoeklapoera), bersifat Siwa-Wisnu aliran peradaban agama Hindu berdasarkan arca yang ditemukan, di desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Rabu, 28 Desember 2022. Candi Ngetos yang menghadap Gunung Wilis, dibangun oleh Raja Ngatas Angin, Raden Condromowo bergelar Raden Ngabei Selupurwoto, dengan menggunakan bahan utama bata merah pada masa klasik muda abad ke 15 Masehi, dibangun sebagai tempat Pendharmaan (penghormatan) pemakaman abu kremasi jenasah Raja Hayam Wuruk, yang wafat pada 1389 Masehi. TEMPO/Imam Sukamto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini