Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penggemar K-pop menyanyikan salah satu lagu band NCT sembari membawa light stick ketika unjuk rasa menyerukan pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, di Seoul, Korea Selatan, 8 Desember 2024. Alih-alih menyalakan lilin para penggemar K-pop memilih membawa light stick untuk memberikan kesan modern dalam perjuanganya. REUTERS/Kim Soo-hyeon
Pedagang light stick menjajakan barang dagangannya ketika terjadi demonstrasi menyerukan pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, di Seoul, Korea Selatan, 11 Desember 2024. Lightstick yang merupakan aksesoris wajib penggemar K-pop biasanya dijual dengan harga 30 hingga 50 dolar AS atau sekitar Rp 471.000-785.000. REUTERS/Kim Hong-Ji
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penjaga toko menjual light stick bertuliskan "Yoon Suk Yeol OUT" di depan Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan. 10 Desember 2024. Komunitas bernama Light Sticks for National Solidarity mengundang penggemar K-pop dan generasi muda Korea Selatan untuk bergabung berdemonstrasi menuntut mundurnya Presiden Yoon Suk Yeol. REUTERS/Kim Hong-Ji
Pengunjuk rasa memegang light stick ketika menghadiri demonstrasi menuntut mundurnya Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, di Seoul, Korea Selatan, 11 Desember 2024. Penggemar K-pop juga menyanyikan lagu milik kelompok musik Girl’s Generation berjudul ‘Into the New World’ sebagai hymne perjuangan. REUTERS/Kim Hong-Ji
Para pengunjuk rasa berusia muda menyerukan pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, di Seoul, Korea Selatan, 13 Desember 2024. Lebih dari 52.000 orang menandatangani Deklarasi Krisis Nasional, 50.000 diantaranya adalah anak muda dibawah usia 19 tahun. REUTERS/Kim Soo-hyeon
Para pengunjuk rasa merobek spanduk yang menggambarkan wajah anggota parlemen People Power Party yang berkuasa saat ini sembari menyalan light stick di Seoul, Korea Selatan, 12 Desember 2024. REUTERS/Kim Soo-hyeon
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini