Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masjid Sehitlik yang dikelola oleh Turkish-Islamic Union for Religious Affairs (DITIB) di Berlin, Jerman, 3 Oktober 2017. Masjid ini mengambil arsitektur Dinasti Ottoman pada abad ke-16 dan ke-17. REUTERS
Masjid Sehitlik yang dikelola oleh Turkish-Islamic Union for Religious Affairs (DITIB) di Berlin, Jerman, 3 Oktober 2017. Pada abad ke-18 M, Kesultanan Turki Usmani (Ottoman) tercatat sebagai sebuah kerajaan besar di dunia. Wilayah kekuasaannya terbentang dari Afrika, Timur Tengah, hingga daratan Eropa. REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arsitektur masjid Sehitlik yang dikelola oleh Turkish-Islamic Union for Religious Affairs (DITIB) di Berlin, Jerman, 3 Oktober 2017. Masjid bersejarah ini memiliki sebuah kubah raksasa dan dikelilingi oleh lengkungan setengah kubah yang lebih kecil pada delapan sisi. REUTERS
Umat Muslim beribadah di dalam masjid Sehitlik yang dikelola oleh Turkish-Islamic Union for Religious Affairs (DITIB) di Berlin, Jerman, 3 Oktober 2017. Mihrab masjid ini diukir dengan sangat indah, dimana di atasnya terdapat kaligrafi Alquran. Lampu hias menggantung di bawah kubah utama. Di tengah-tengah kubah bagian dalam terdapat kaligrafi surah al-Ikhlas yang terbuat dari emas. REUTERS
Umat Muslim beribadah di dalam masjid Sehitlik yang dikelola oleh Turkish-Islamic Union for Religious Affairs (DITIB) di Berlin, Jerman, 3 Oktober 2017. Setiap 3 Oktober, komunitas Muslim ingin warga Jerman bisa berkenalan dengan Islam. Karena itu, pintu-pintu masjid dibuka, dan diberi nama "Hari Masjid Terbuka". REUTERS
Umat Muslim beribadah di dalam masjid Sehitlik yang dikelola oleh Turkish-Islamic Union for Religious Affairs (DITIB) di Berlin, Jerman, 3 Oktober 2017. Hari Masjid Terbuka telah berlangsung sejak 1997 pada peringatan Reunifikasi Jerman, dan diharapkan mampu mendatangi 100.000 orang ke masjid-masjid. REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini