Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anak-anak bermain permainan "Arab dan Yahudi" di luar sekolah di Kota Gaza, 20 Februari 2019. Saat waktu istirahat sekolah, mereka bermain permainan "Arab dan Yahudi" dengan membakar kardus dan saling melempar bola pasir. REUTERS/Dylan Martinez
Sekelompok anak muda yang menyebut diri mereka Gaza Skate Gang berlatih di skate park di dekat pelabuhan Kota Gaza, 15 Februari 2019. Mereka saling berbagi papan skate, sepatu roda, dan sepeda. Para skater berbagi beberapa skateboard, sepatu roda dan sepeda saat melakukan latihan. REUTERS/Dylan Martinez
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Joki dari Suku Badui parade dengan unta mereka dalam perayaan pesta pernikahan di Kota Gaza, 15 Februari 2019. Keluarga pengantin menyewa unta untuk menghibur para tamu selama perayaan, yang sering menjadi tontonan bagi warga sekitar. REUTERS/Dylan Martinez
Anak-anak melewati jalan-jalan saat mereka menuju sekolah di Kota Gaza, 18 Februari 2019. Jalanan penuh dengan anak-anak dengan ransel mereka sebelum jam 7 pagi. Pada tahun 2017, sebuah laporan Badan Pusat Statistik Palestina mengatakan lebih dari 40 persen dari warga Gaza masih berusia di bawah 15 tahun. Hanya 3,3 persen warga Palestina yang berusia di atas 15 tahun yang buta huruf. REUTERS/Dylan Martinez
Seorang pria menjual rokok di Kota Gaza, 18 Februari 2019. Para penjual rokok dengan harga 1 syikal, atau lebih dari 25 sen dolar AS. Penduduk Gaza mengatakan lebih sedikit orang yang mampu membelinya. REUTERS/Dylan Martinez
Sekelompok pria pengangguran membakar kardus ketika mereka berusaha menghangatkan diri ketika fajar di Kota Gaza, 18 Februari 2019. Orang-orang itu mengatakan mereka akan dengan senang hati bekerja hanya dengan 5 syikal sehari (sekitar 1,35 Dolar AS) tetapi tidak ada pekerjaan. Pada Oktober 2018, Bank Dunia mengatakan, 54 persen tenaga kerja Gaza menganggur, termasuk 70 persen pemuda. REUTERS/Dylan Martinez
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini