Seroang caver menelusuri lorong sungai bawah tanah Goa Siluman, Sukabumi, 8 Maret 2015. Goa alami tersebut memiliki Stalaktit, Stalakmit, Flow Stone, Coloumn, Drapery, Gourdam dan Canopy yang terlihat masih alami disepanjang penelusuran. TEMPO/Frannoto
Rombongan caver dipandu guide melewati tebing goa saat penelusuran Goa Siluman, Sukabumi, 8 Maret 2015. Goa alami tersebut memiliki Stalaktit, Stalakmit, Flow Stone, Coloumn, Drapery, Gourdam dan Canopy yang terlihat masih alami disepanjang penelusuran. TEMPO/Frannoto
Rombongan caver berhenti untuk mengamati Canopy dan Stalaktit Goa Siluman, Sukabumi, 8 Maret 2015. Goa alami tersebut memiliki Stalaktit, Stalakmit, Flow Stone, Coloumn, Drapery, Gourdam dan Canopy yang terlihat masih alami disepanjang penelusuran. TEMPO/Frannoto
Dua orang caver harus merangkak ke dalam celah sempit untuk menelusuri Goa Siluman, Sukabumi, 8 Maret 2015. Goa vertikal - horizontal tersebut menawarkan wisata minat khusus dengan turun ke perut bumi sedalam 32 meter dan menjelajah goa sejauh 3300 meter selama 3 jam. TEMPO/Frannoto
Goa Siluman menawarkan sensasi jelajah goa dengan aliran sungai bawah tanah, Sukabumi, 8 Maret 2015. Goa tersebut kini diubah namanya menjadi Goa Buniayu untuk wisata minat khusus. TEMPO/Frannoto