Alunan musik lesung sebelum ritual Mimiti dimulai, Sabtu (17/3). Ritual Mimiti merupakan ritual yang dilakukan oleh petani di Desa Somakaton Kecamatan Somagede Banyumas yang sudah terpelihara selama ratusan tahun. Ritual ini merupakan pembukaan masa panen raya sebagai bukti rasa syukur kepada Dewi Sri dan Tuhan Yang Maha Esa. TEMPO/Aris Andrianto
Petani mengumpulkan padi usai dipanen, Sabtu (17/3). Ritual Mimiti merupakan ritual yang dilakukan oleh petani di Desa Somakaton Kecamatan Somagede Banyumas yang sudah terpelihara selama ratusan tahun. Ritual ini merupakan pembukaan masa panen raya sebagai bukti rasa syukur kepada Dewi Sri dan Tuhan Yang Maha Esa. TEMPO/Aris Andrianto
Petani menuju sawah yang akan dipanen dalam ritual Mimiti, Sabtu (17/3). Ritual Mimiti merupakan ritual yang dilakukan oleh petani di Desa Somakaton Kecamatan Somagede Banyumas yang sudah terpelihara selama ratusan tahun. Ritual ini merupakan pembukaan masa panen raya sebagai bukti rasa syukur kepada Dewi Sri dan Tuhan Yang Maha Esa. TEMPO/Aris Andrianto
Para petani beriringan menuju sawah, Sabtu (17/3). Ritual Mimiti merupakan ritual yang dilakukan oleh petani di Desa Somakaton Kecamatan Somagede Banyumas yang sudah terpelihara selama ratusan tahun. Ritual ini merupakan pembukaan masa panen raya sebagai bukti rasa syukur kepada Dewi Sri dan Tuhan Yang Maha Esa. TEMPO/Aris Andrianto
Petani membawa sesaji ke sawah yang akan dipanen dalam riutual Mimiti, Sabtu (17/3). Ritual Mimiti merupakan ritual yang dilakukan oleh petani di Desa Somakaton Kecamatan Somagede Banyumas yang sudah terpelihara selama ratusan tahun. Ritual ini merupakan pembukaan masa panen raya sebagai bukti rasa syukur kepada Dewi Sri dan Tuhan Yang Maha Esa. TEMPO/Aris Andrianto
Membersihkan beras sebelum ritual Mimiti dimulai, Sabtu (17/3). Ritual Mimiti merupakan ritual yang dilakukan oleh petani di Desa Somakaton Kecamatan Somagede Banyumas yang sudah terpelihara selama ratusan tahun. Ritual ini merupakan pembukaan masa panen raya sebagai bukti rasa syukur kepada Dewi Sri dan Tuhan Yang Maha Esa. TEMPO/Aris Andrianto