Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tarjono Slamet, pendiri Yayasan Penyandang Cacat Mandiri Yogyakarta. Mengalami cacat tangan dan kaki, ia mendirikan Mandiri Craft pada 2003. Organisasi berupaya menciptakan lapangan kerja bagi penyandang cacat. Dengan omset penjualan saat ini mencapai Rp 30 juta. Tempo/Anang Zakaria
Tarjono Slamet, pendiri Yayasan Penyandang Cacat Mandiri Yogyakarta. Mengalami cacat tangan dan kaki, ia mendirikan Mandiri Craft pada 2003. Organisasi berupaya menciptakan lapangan kerja bagi penyandang cacat. Dengan omset penjualan saat ini mencapai Rp 30 juta. Tempo/Anang Zakaria
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tarjono Slamet, pendiri Yayasan Penyandang Cacat Mandiri Yogyakarta. Mengalami cacat tangan dan kaki, ia mendirikan Mandiri Craft pada 2003. Organisasi berupaya menciptakan lapangan kerja bagi penyandang cacat. Dengan omset penjualan saat ini mencapai Rp 30 juta. Tempo/Anang Zakaria
Tarjono Slamet, pendiri Yayasan Penyandang Cacat Mandiri Yogyakarta. Mengalami cacat tangan dan kaki, ia mendirikan Mandiri Craft pada 2003. Organisasi berupaya menciptakan lapangan kerja bagi penyandang cacat. Dengan omset penjualan saat ini mencapai Rp 30 juta. Tempo/Anang Zakaria
Seorang penyandang cacat bekerja membungkus kursi pesanan di Yayasan Penyandang Cacat Mandiri Yogyakarta, (5/6). Didirikan April 2003 dengan nama Mandiri Craft, Yayasan ini mempekerjakan penyandang cacat untuk membuat mainan kreatif dan edukatif. Dengan omset penjualan saat ini mencapai Rp 30 juta. Tempo/Anang Zakaria
Dua orang penyandang cacat bekerja dengan mesin di Yayasan Penyandang Cacat Mandiri Yogyakarta, (5/6). Didirikan April 2003 dengan nama Mandiri Craft, Yayasan ini mempekerjakan penyandang cacat untuk membuat mainan kreatif dan edukatif. Dengan omset penjualan saat ini mencapai Rp 30 juta. Tempo/Anang Zakaria
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini