Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang penari remaja mengecek riasannya sebelum memulai Pagelaran Seni di Universitas Trilogi, Jakarta Selatan, Ahad, 14 Agustus 2022. Pagelaran seni yang digagas oleh puluhan cabang Diklat Tari Ayodya Pala dan diikuti oleh ratusan penari anak-anak dan remaja ini bertujuan untuk melestarikan seni tradisional dan meningkatkan rasa cinta terhadap tarian khas Nusantara. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
Para penari remaja saat membawakan sebuah komposisi tari tradisional dalam Pagelaran Seni di Universitas Trilogi, Jakarta Selatan, Ahad, 14 Agustus 2022. Pagelaran seni yang digagas oleh puluhan cabang Diklat Tari Ayodya Pala dan diikuti oleh ratusan penari anak-anak dan remaja ini bertujuan untuk melestarikan seni tradisional dan meningkatkan rasa cinta terhadap tarian khas Nusantara. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para penari remaja saat membawakan sebuah komposisi tari tradisional dalam Pagelaran Seni di Universitas Trilogi, Jakarta Selatan, Ahad, 14 Agustus 2022. Pagelaran seni yang digagas oleh puluhan cabang Diklat Tari Ayodya Pala dan diikuti oleh ratusan penari anak-anak dan remaja ini bertujuan untuk melestarikan seni tradisional dan meningkatkan rasa cinta terhadap tarian khas Nusantara. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
Para penari tari Gambir Anom dalam Pagelaran Seni di Universitas Trilogi, Jakarta Selatan, Ahad, 14 Agustus 2022. Pagelaran seni yang digagas oleh puluhan cabang Diklat Tari Ayodya Pala dan diikuti oleh ratusan penari anak-anak dan remaja ini bertujuan untuk melestarikan seni tradisional dan meningkatkan rasa cinta terhadap tarian khas Nusantara. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
Para penari remaja saat membawakan sebuah komposisi tari tradisional dalam Pagelaran Seni di Universitas Trilogi, Jakarta Selatan, Ahad, 14 Agustus 2022. Pagelaran seni yang digagas oleh puluhan cabang Diklat Tari Ayodya Pala dan diikuti oleh ratusan penari anak-anak dan remaja ini bertujuan untuk melestarikan seni tradisional dan meningkatkan rasa cinta terhadap tarian khas Nusantara. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini