Pelaku usaha memperlihatkan beragam jenis lada di Dusun Sontas, Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat, 9 Desember 2015. Para petani meyakini lada atau yang dalam bahasa Melayu disebut `sahang` itu kelak akan mampu memperbaiki taraf hidup masyarakat Entikong. ANTARA/Ismar Patrizki
Warga mempersiapkan lada hasil panen untuk diolah di Dusun Sontas, Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat, 9 Desember 2015. Tidak hanya masalah pemasaran, keterbatasan pasokan bibit dan pupuk berkualitas serta penanganan pascapanen juga menjadi kendala bagi para petani lada di Entikong. ANTARA/Ismar Patrizki
Warga menjemur buah lada di Dusun Sontas, Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat, 9 Desember 2015. Sejumlah petani memasarkan lada mereka ke negeri jiran. Di Malaysia, lada putih kualitas terbaik dihargai RM 70 atau senilai Rp 224 ribu per kilogram, sedangkan di pasar lokal hanya dihargai Rp 160 ribu hingga Rp 175 ribu per kilogram untuk kualitas yang sama. ANTARA/Ismar Patrizki
Petani memeriksa buah lada di salah satu perkebunan di Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat, 6 Desember 2015. Hasil bumi lada Entikong banyak diminati para pengusaha Malaysia dan mereka berani memberi penawaran harga lebih tinggi dari pada pengusaha lokal. ANTARA/Ismar Patrizki
Petani merawat tanaman lada di Dusun Sontas, Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat, 3 Desember 2015. Sekitar 30-40 ton lada dihasilkan dari wilayah Entikong setiap bulannya. ANTARA/Ismar Patrizki