Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dudung merupakan pria kelahiran Bandung, Jawa Barat. Ia lulus dari Akademi Militer (Akmil) pada 1988 dari kecabangan Infanteri. Ia tak hanya menyatakan bertanggung jawab atas penurunan baliho dukungan terhadap Imam Besar FPI, Rizieq Shihab, namun Dudung juga dengan lantang siap melawan jika FPI mulai berbuat yang meresahkan. ANTARA/Dhemas Reviyanto
Pangdam Jaya/Jayakarta Mayjen TNI Dudung Abdurachman dalam sesi foto usai mengikuti wawancara khusus dengan LKBN Antara di Wisma Antara, Jakarta, Selasa, 21 Oktober 2020. Nama Mayjen TNI Dudung Abdurachman sempat menjadi perbincangan setelah menyatakan pendapatnya mengenai pembubaran ormas Front Pembela Islam atau FPI. ANTARA/Dhemas Reviyanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan Dudung terkait FPI ini menuai pro dan kontra. Meski begitu, belakangan Dudung mengakui pernyataan dia terkait pembubaran FPI, merupakan pendapatnya pribadi. ANTARA/Dhemas Reviyanto
Setelah menjadi Staf Khusus KASAD selama setahun dan diangkat sebagai Wakil Asisten Teritorial (Waaster) KASAD, Dudung langsung diangkat menjadi Gubernur Akmil pada 2018. Posisi ini ia jabat selama dua tahun. Hingga pada Agustus 2020 lalu, Dudung dilantik menjadi Pangdam Jaya oleh KASAD Jenderal Andika Perkasa. Foto: Makodam Jaya
Pria kelahiran 16 November 1965 itu menjabat Wakil Gubernur Akmil pada 2015 hingga 2016. Sewaktu muda, Dudung berjualan klepon di lingkungan Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat untuk membantu perekonomian keluarga. TEMPO/Muhammad Hidayat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini