Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang lanjut usia mencoba strategi seperti mengerjakan teka-teki silang dan mengonsumsi suplemen untuk mencegah demensia. Tetapi apakah pendekatan seperti itu benar-benar berhasil?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penelitian menunjukkan bahwa berpotensi 45% kasus demensia dapat dicegah atau ditunda melalui serangkaian perubahan pribadi dan sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut rekomendasi Komisi Lancet untuk mencegah atau menunda demensia dikutip dari Psychology Today
- Pastikan bahwa pendidikan berkualitas baik tersedia untuk semua orang, dan dorong aktivitas yang merangsang kognitif pada usia paruh baya untuk melindungi kognisi .
- Jadikan alat bantu dengar mudah diakses oleh orang-orang dengan gangguan pendengaran, dan kurangi paparan kebisingan yang berbahaya untuk mengurangi gangguan pendengaran.
- Obati depresi secara efektif.
- Biasakan penggunaan helm dan pelindung kepala dalam olahraga kontak dan bersepeda.
- Mulailah berolahraga, karena orang yang ikut serta dalam olahraga dan berlatih lebih kecil kemungkinannya untuk terserang demensia.
- Kurangi kebiasaan merokok melalui edukasi, pengendalian uang, dan pencegahan merokok di tempat umum, serta buat saran untuk berhenti merokok lebih mudah diakses.
- Mencegah atau mengurangi hipertensi dan mempertahankan tekanan darah sistolik 130 mmHg atau kurang sejak dari usia 40 tahun.
- Deteksi dan obati kolesterol LDL tinggi sejak usia paruh baya.
- Pertahankan berat badan yang sehat dan atasi obesitas sedini mungkin, hal ini juga dapat membantu mencegah diabetes.
- Mengurangi konsumsi alkohol yang tinggi melalui pengendalian harga dan peningkatan kewaspadaan terhadap tingkat dan risiko konsumsi berlebihan.
- Prioritaskan lingkungan masyarakat dan perumahan yang ramah usia dan mendukung, dan kurangi isolasi sosial dengan memfasilitasi partisipasi dalam kegiatan dan hidup bersama orang lain.
- Jadikan pemeriksaan dan pengobatan untuk kehilangan penglihatan dapat diakses oleh semua orang.
- Mengurangi paparan polusi udara.
Komisi Lancet juga menyebut beberapa hal seperti pola tidur, kecemasan, PTSD, penyakit mental yang parah, pola makan , infeksi, atau menopause sebagai faktor risiko potensial, dengan mencatat bahwa masing-masing domain berkorelasi dengan demensia. Akan tetapi, saat ini, belum ada cukup penelitian untuk membuktikan bahwa domain-domain ini merupakan penyebab demensia.
PSYCHOLOGY TODAY
Pilihan editor: 10 Makanan yang Dapat Menurunkan Risiko Demensia