Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

2 Solusi Atasi Konflik Pengasuhan Pasca Cerai

Jangan tanya soal perceraian pada Angelina Jolie, emosinya bakal meluap. Berbagai masalah memang sering muncul pasca perceraian.

23 September 2017 | 07.30 WIB

Ilustrasi pasangan bercerai. milligazette.com
Perbesar
Ilustrasi pasangan bercerai. milligazette.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Jangan tanya soal perceraian pada Angelina Jolie, emosinya bakal meluap. Berbagai masalah memang sering muncul pasca perceraian.

Psikolog Astrid Wen mengatakan salah satu masalah yang sering menjadi topik pasca pasangan bercerai adalah soal peran pengasuhan. "Banyak sekali masalah ini yang kami temukan. Makanya pembahasan pengasuhan penting didiskusikan dengan kepala dingin," katanya.

Menurut Astrid, setelah bercerai biasanya si anak mendapatkan jadwal pengasuhan dari kedua belah pihak. Ada yang berselang harian, ada pula yang berselang mingguan. "Si mantan istri terkadang kesal, mengapa anak lebih banyak tinggal di mantan suaminya, begitu juga sebaliknya," kata Astrid.

Seharusnya, para orang tua anak yang sudah cerai ini lebih konsisten dengan jadwal pengasuhan. Sehingga tidak akan ada lagi konflik atau saling iri urusan jadwal. "Walau sudah ada jadwal, penting juga untuk ditanya kepada anak, apakah malam ini mau ke tinggal di tempat si ayah atau ibunya," kata Astrid. Baca: Selfdies, Gaya Seniman Memprotes Selfie

Astrid mengatakan, bertanya tentang keinginan anak menginap penting dilakukan untuk fleksibilitas jadwal. Bisa saja si anak esoknya menghadapi ujian atau ada kegiatan lain yang justru menguntungkan menginap lebih lama di salah satu rumah orang tuanya.

Para pasangan yang sudah bercerai pun diminta jangan sampai mencampuri pola pengasuhan satu sama lain. Astrid sering mendengar bahwa si ibu mengkritik kepada anak soal si ayah yang mengajarkan hal yang dianggap aneh oleh si ibu. "Kok ayah kamu malah beliin es krim sih, kok ibu kamu bolehin kamu begini sih," kata Astrid mencontohkan kritik itu. Baca: 2 Manfaat Lari Mundur, Intip Dulu Syaratnya

Hal itu lebih parah lagi bila para orang tua yang sudah berpisah itu membicarakan lawan pasangannya yang sudah sudah mulai dekat dengan orang lain. Menurut Astrid, sebaiknya kritik pengasuhan atau komentar tentang teman teman lawan jenis para mantan pasangannya tidak dibicarakan di depan anak. "Sebaiknya tidak dibicarakan demi kesehatan mental anak. Orang tua yang sudah bercerai itu bisa membicarakannya bersama tanpa dilihat anak," katanya.

Psikolog Maharani Putri pun sependapat dengan Astrid. Maharani punya tips sebagai solusinya. Pertama, sebaiknya para pasangan yang sudah bercerai menetapkan garis batas yang jelas dalam hal pengasuhan. Misalnya, si ayah yang memiliki kelebihan seni, lebih fokus mengajarkan pelajaran minat, sedang si ibu yang mungkin ahli pelajaran sekolah bisa lebih mengajarkan disiplin ilmu formal. Kedua, mengkritisi pun sebaiknya langsung dilakukan kepada mantan pasangannya, dan tidak disampaikan kepada si anak. "Bila sudah cerai, disiplin ke anak pun harus terus dilakukan," kata Maharani.

MITRA TARIGAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus