Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT. Bethsaida Hospital International M. Nawawi, mengatakan saat ini industri kesehatan di Indonesia semakin dituntut untuk berinovasi dan berkembang demi memenuhi kebutuhan masyarakat. "Pasien dan masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesehatan. Beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa negara hingga 170 triliun per tahun karena tingginya angka masyarakat yang berobat ke luar negeri," kata Nawawi dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 28 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Nawawi, ada tiga hal yang menyebabkan masyarakat Indonesia memilih berobat ke luar negeri. Pertama, komunikasi dokter di Indonesia yang minim. Hal ini disebabkan karena waktu konsultasi dokter yang pendek. "Kedua karena akses terhadap teknologi medis dan keahlian spesialis yang belum tersedia banyak serta masih langka di Indonesia. Dan yang terakhir, karena masih tingginya kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan di luar negeri," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada beberapa inovasi yang Nawawi dan tim Bethsaida siapkan agar semakin banyak pasien Indonesia berobat di dalam negeri. "Kami juga telah memiliki perencanaan jangka panjang untuk 5 tahun ke depan mengenai pengembangan-pengembangan apa saja yang akan dilakukan,” katanya.
Dari segi alat medis, Bethsaida Hospital meningkatkan kesediaan teknologi peralatan medis untuk mendukung tegaknya diagnosa dokter dengan akurat. Harapannya berbagai terapi yang diberikan kepada pasien bisa tepat sasaran. "Hal tersebut akan meningkatkan persentase kesembuhan pasien. Adapun peralatan medis yang di upgrade diantaranya adalah : CT Scan Revolution Apex Elite 512 Slice, Mobile X-Ray AMX Navigat, C-Arm OEC Elite dan Cath Lab Allia IGS 520 with Autoright," kata Direktur Bethsaida Hospital Pitono Yap.
Perbaharuan ini juga mencakup peningkatan fasilitas Bethsaida Hospital, mulai dari ruang tunggu yang nyaman hingga perawatan pasien yang lebih personal dan efisien. "Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan standar pelayanan kesehatan dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pasien kami," kata Pitono.
Pitono berharap berbagai perbaharuan ini, dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat. "Serta mengukuhkan posisi Bethsaida Hospital Gading Serpong sebagai penyedia layanan kesehatan terdepan. Sehingga masyarakat Indonesia tidak perlu lagi berobat keluar negeri,” jelasnya.
Sumber Daya Manusia (SDM) di industri kesehatan tentu juga menjadi poin penting untuk menarik minat masyarakat Indonesia tetap berobat di dalam negeri. VP Bethsaida Hospital Iwan A. Setiawan mengatakan timnya mengutamakan digitalisasi untuk peningkatan pelayanan terhadap pasien Bethsaida Hospital. "Hal ini dibarengi dengan peningkatan kompetensi dari SDM yang ada di Bethsaida Hospital, terutama di area pelayanan. Sehingga digitalisasi dapat dimaksimalkan dan memberikan hasil sesuai ekspektasi pelanggan," katanya.
Beberapa digitalisasi yang dilakukan di Bethsaida Hospital adalah pendaftaran mandiri melalui Kiosk, EMR (Electronic Medical Record), digitalisasi hasil radiologi, akses face recognation, Screen LED besar sebagai sarana promosi hingga digitalisasi jadwal dokter. Iwan mengatakan timnya memberikan pelatihan komprehensif dan simulasi-simulasi penggunaan alat canggih itu, hingga para pengguna alat tersebut siap. "Selain itu, ada pula center of excellence yang memiliki konsep one stop service, maka tentunya penambahan SDM baru untuk area-area center of excellence tersebut disiapkan yang memiliki kompetensi multi tasking dan handal," katanya.
Bethsaida Hospital membuat 4 pengelompokan Center of Excellence, yaitu Dental Center (Gigi & Mulut), Emergency & Heart Attack Center (UGD), Women Health Center (Kebidanan & Kandungan), serta Heart & Vascular Center (Jantung & Pembuluh Darah). Menurut Direktur Pengembangan PT. Bethsaida Hospital International Norman Daulay pengelompokan layanan itu salah satu inovasi yang dilakukan, mengikuti pengembangan-pengembangan besar di tahun-tahun mendatang. Pengelompokan tersebut pun diharapkan memberikan kemudahan kepada pasien dengan layanan yang tersentralisasi. "Terkait center yang kami prioritaskan, karena adanya urgensi dari pasien-pasien Bethsaida terhadap center-center tersebut, namun ke depan center-center lainnya pun akan kami sediakan demi terus meningkatkan pelayanan Bethsaida Hospital," katanya.
Women Health Center pun menjadi area khusus perawatan wanita dalam hal kebidanan dan kandungan di lantai 7. Dengan layanan yang tersentralisasi di satu lantai, harapannya pelayanan rawat jalan dan rawat inap, dengan konsep one stop service dari mulai pendaftaran, tindakan hingga pembayaran, harapannya pasien akan merasa lebih nyaman. Para ibu hamil pun bisa merasa lebih aman karena tidak bercampur dengan pasien lain sehingga menurunkan risiko tertular penyakit dari pasien lain.
Pilihan Editor: Dokter Jelaskan Fase Kritis Demam Berdarah yang Bisa Mematikan