Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

5 Efek Negatif Jika Mengunyah Asal-asalan

Cara mengunyah yang salah dapat berdampak negatif bagi tubuh. Ini 5 kerugian jika mengunyah asal-asalan.

27 November 2022 | 06.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi sakit perut. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mungkin setiap orang sering mendengar makanan harus dikunyah 32 kali supaya mudah diserap. Meskipun tidak diketahui secara pasti berapa kali jumlah minimal mengunyah makanan yang baik, semakin lama dikunyah, makanan semakin lunak, sehingga semakin mudah diserap tubuh. Lantas, bagaimana tanda-tanda cara mengunyah makanan yang salah? Berikut ulasannya.

Dilansir dari laman Real Simple, berikut beberapa tanda-tanda jika kita salah saat mengunyah makanan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Mudah mulas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca : Ini Manfaat Medis Mengunyah Makanan Ala Rasulullah

Setiap orang yang sering merasakan mulas pasti tahu bahwa rasa ini bukan sensasi yang menyenangkan. Cara mengunyah yang salah dapat memicu produksi asam klorida di perut. Kegiatan ini membuat perut siap untuk memecah makanan.

Namun, ketika makanan tidak dikunyah sepenuhnya, tidak akan ada banyak asam di perut yang membantu pencernaan melakukan tugasnya dengan baik. Kombinasi antara asam lambung yang rendah dan makanan yang tidak dikunyah dapat menyebabkan gelembung gas yang akan naik ke kerongkongan dan tenggorokan, yang kemudian akan menyebabkan mulas.

2. Mengalami gangguan pencernaan

Mengunyah makanan yang kurang lembut juga merupakan berita buruk bagi usus. Ini karena saat makanan bergerak dari perut ke usus kecil, pankreas akan mengeluarkan enzim dan kantung empedu akan melepaskan empedu. Kedua komponen ini selanjutnya akan memecah makanan, tetapi mereka tidak dapat memecah partikel yang terlalu besar.

Sehingga, jika ada partikel makanan yang terlalu besar, bakteri alami di usus dapat memfermentasi makanan yang tidak tercerna dan dapat berkembang biak. Hal inilah yang kemudian menyebabkan kembung gas, gangguan pencernaan, atau bahkan sembelit.

3.Tubuh tidak menyerap nutrisi

Menguyah pada dasarnya adalah cara untuk membantu tubuh memecah karbohidrat, protein, dan lemak menjadi molekul yang masing-masing disebut sebagai monosakarida, asam amino, dan asam lemak. Molekul-molekul ini diserap oleh usus kecil, tempat penyerapan nutrisi terutama terjadi. Namun, ketika makanan tidak cukup dikunyah, karbohidrat, protein, dan lemak tidak akan sepenuhnya dipecah, sehingga usus kecil akan sulit menyerap nutrisi.

4. Memicu makan berlebihan

Jika tidak mengunyah makanan hingga lembut dan menyeluruh, kemungkinan besar tubuh akan sulit menangkap isyarat kenyang pada perut. Kemudian, seseorang akan makan lebih banyak yang membuatnya merasa sakit, lesu, bahkan meningkatkan resiko sindrom metabolik, yakni sebuah kondisi dimana terdapat obesitas sentral, kadar kolesterol tinggi, tekanan darah, dan kadar glukosa yang tinggi. Sindrom ini merupakan kondisi yang serius karena dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskolar, diabetes, dan kanker tertentu.

5. Lebih sulit menikmati makanan

Mengunyah terlalu cepat dapat menghambat kenikmatan makan. Sebaliknya, saat makan dan mengunyah dengan hati-hati, semua indera pada tubuh dapat bekerja dengan seksama. Tak hanya bisa lebih menikmati makanan, hal itu juga memudahkan perut untuk menentukan kapan merasa kenyang.

MUHAMMAD SYAIFULLOH

Baca : Sebentar Atau Lama Mengunyah Mempengaruhi Berat Badan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus