Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Emboli udara, juga disebut emboli gas, terjadi ketika satu atau lebih gelembung udara memasuki vena atau arteri, sehingga mengakibatkan penyumbatan. Gelembung udara ini dapat menyebar ke otak, jantung, atau paru-paru, dan menyebabkan serangan jantung, stroke, atau gagal napas.
Mengutip laman nhs.uk, umumnya emboli udara ditandai dengan nyeri sendi atau otot, tekanan darah rendah yang dapat menyebabkan pusing, detak jantung tidak teratur, sesak nafas dan nafas cepat, penglihatan kabur, sakit dada, perasaan cemas yang kuat, kulit gatal, semburat biru pada kulit atau bibir maupun lidah (sianosis), buih berdarah dari mulut, kelumpuhan atau kelemahan, kejang, penurunan kesadaran.
Penderita mungkin tidak langsung merasakan gejala-gejala tersebut. Mereka dapat berkembang dalam 10 hingga 20 menit atau hanya sesekali. Lantas apa yang menyebabkan terjadinya emboli udara?
Penyebab Emboli Udara
Merangkum dari situs healthline.com, emboli udara dapat disebabkan lima faktor berikut ini:
1. Suntikan dan prosedur bedah
Jarum suntik atau infus dapat secara tidak sengaja menyuntikkan udara ke dalam pembuluh darah. Udara juga bisa masuk ke pembuluh darah atau arteri melalui kateter yang dimasukkan ke dalamnya.
Selain itu, udara dapat masuk ke pembuluh darah dan arteri selama prosedur pembedahan. Ini paling umum selama operasi otak. Menurut sebuah artikel di Jurnal Bedah, hingga 80 persen operasi otak mengakibatkan emboli udara. Namun, profesional medis biasanya mendeteksi dan memperbaiki emboli selama operasi, sebelum menjadi masalah serius.
2. Trauma paru-paru
Emboli udara kadang dapat terjadi jika ada trauma pada paru-paru. Misalnya, jika paru-paru terganggu setelah kecelakaan, seseorang mungkin memakai ventilator pernapasan. Ventilator ini bisa memaksa udara masuk ke pembuluh darah atau arteri yang rusak.
3. Selam scuba
Emboli udara juga dapat terjadi saat scuba diving. Hal ini mungkin terjadi jika seseorang menahan nafas terlalu lama saat berada di bawah air atau jika terlalu cepat muncul ke permukaan air. Tindakan ini mampu menyebabkan kantung udara di paru-paru, yang disebut alveoli, pecah. Ketika alveoli pecah, udara dapat bergerak ke arteri, dan mengakibatkan emboli udara.
4. Cedera ledakan
Cedera yang terjadi karena ledakan bom atau ledakan dapat menyebabkan pembuluh darah atau arteri terbuka. Cedera ini biasanya terjadi dalam situasi pertempuran. Kekuatan ledakan dapat mendorong udara ke pembuluh darah atau arteri yang terluka.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), cedera fatal paling umum terjadi pada mereka yang selamat dari cedera ledakan paru-paru. Ledakan paru-paru adalah ketika ledakan merusak paru-paru, dan udara dipaksa masuk ke pembuluh darah atau arteri di paru-paru.
5. Meniup ke dalam vagina
Dalam kasus yang jarang terjadi, meniupkan udara ke dalam vagina selama seks oral dapat menyebabkan emboli udara. Dalam hal ini, emboli udara dapat terjadi jika ada robekan atau cedera pada vagina atau rahim. Risikonya lebih tinggi pada wanita hamil, yang mungkin mengalami robekan pada plasentanya.
DELFI ANA HARAHAP
Baca: Ketahui 4 Efek Samping Penggunaan Infus, Salah Satunya Emboli Udara
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini