Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pusar merupakan salah satu bagian tubuh yang suka lupa untuk dibersihkan. Pusar yang kotor bisa menjadi tempat bersarangnya bakteri dan berpotensi mengeluarkan aroma tidak sedap hingga infeksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan hasil studi yang diterbitkan National Library of Medicine, National Institutes of Health, Amerika Serikat, ada sedikitnya 67 jenis bakteri yang bersarang di pusar. Meskipun sebagian besar tidak berbahaya, namun tetap perlu dibersihkan, setidaknya satu minggu sekali.
Lipatan kulit pada pusar menjadi tempat bagi kuman untuk tumbuh. Jika sudah terlalu banyak, bisa menimbulkan bau yang tak sedap. Mengutip dari beberapa sumber, beberapa penyebab pusar bau di antaranya yaitu:
- Tidak menjaga kebersihan pusar
Lekukan pusar membuat keringat, kulit mati, dan kotoran terperangkap. Hal ini menyebabkan bakteri dan kuman lain berkembang hingga menimbulkan bau busuk apabila kebersihannya tidak terjaga. Semakin dalam pusar, maka semakin banyak pula kotoran dan kuman yang dapat menumpuk di dalamnya.
- Infeksi jamur
Candida adalah jamur yang tumbuh di tempat yang lembap, hangat, dan gelap. Pusar pun dapat menjadi tempat yang sempurna bagi candida untuk tumbuh. Ketika berkembang biak, candida bisa menyebabkan infeksi jamur. Selain menimbulkan bau, kulit pusar akan tampak merah, bersisik, dan melepuh.
- Infeksi akibat tindakan tertentu
Tindakan tertentu pada area pusar, seperti operasi hernia umbilikalis atau tindik pusar dapat menyebabkan pusar berisiko lebih tinggi terkena infeksi. Pembuatan lubang di kulit pusar memungkinkan bakteri untuk masuk. Kondisi ini dapat ditandai dengan pusar yang mengeluarkan nanah berbau, nyeri, kemerahan, pembengkakan, dan demam.
- Kista epidermoid dan pilar
Kista epidermoid dan pilar dapat terjadi pada pusar. Kista epidermoid adalah benjolan yang dimulai pada lapisan atas kulit, sementara kista pilar dimulai di dekat folikel rambut. Kedua kista ini mengandung sel-sel dalam membran yang menghasilkan dan mengeluarkan protein keratin yang tebal. Jika salah satu kista ini membesar dan pecah, maka akan mengalir cairan yang tebal, kuning, dan berbau busuk hingga menyebabkan pusar bau.
- Kista sebasea
Kista sebasea lebih jarang terjadi daripada kista epidermoid dan pilar. Kista ini berasal dari kelenjar sebaceous yang menghasilkan sebum atau minyak alami untuk melumasi kulit dan melindunginya. Kista sebasea dapat terinfeksi sehingga menyebabkan gatal, kemerahan, nyeri, dan terasa perih. Apabila terjadi peradangan, maka akan mengeluarkan nanah dengan bau yang menyengat.
Untuk itu, menjaga kebersihan pusar menjadi hal utama yang harus dilakukan. Untuk membersihkan pusar gunakanlah air hangat dan sabun lembut. Kemudian usaplah dengan kain lembut secara perlahan tepat di dalam pusar. Lalu bilas kembali dengan air hangat yang bersih dan keringkan dengan handuk untuk memastikan bahwa tak ada air yang menggenang di pusar.
WINDA OKTAVIA
Baca juga: