Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Microbiology menyebut tiga bagian tubuh yang sebenarnya paling kotor namun sering lupa dibersihkan saat mandi, yakni belakang telinga, sela jari kaki, dan pusar. Pengajar biostatistik dan bioinformatika di Universitas George Washington, Keith Crandall, mewakili peneliti mengatakan ketika area tubuh yang lembap dan berminyak tidak cukup sering dicuci maka bisa memberi kesempatan bagi mikroba tertentu untuk mengubah seluruh mikrobioma dan berpotensi menyebabkan kondisi kulit seperti eksim atau jerawat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa dampak tidak membersihkan tiga bagian tubuh tersebut? Berikut paparan singkatnya, seperti disiarkan Real Simple.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belakang telinga
Di mana pun terdapat lipatan pada kulit, seperti di belakang telinga, ada minyak tubuh yang juga dikenal sebagai sebum dan sel-sel kulit yang dikeluarkan tubuh secara alami, ditambah kotoran di permukaan, dapat terperangkap dan mengiritasi kulit. Penumpukan kotoran kulit bisa menjadi peradangan yang dikenal sebagai dermatitis seboroik, menurut dermatolog Stacey Tull. Dermatitis seboroik dapat menyebabkan terbentuknya serpihan putih atau kuning di kulit kepala, termasuk di belakang telinga, dan area yang meradang ini mungkin mulai terasa gatal dan bersisik.
“Setiap kondisi peradangan pada kulit dapat menyebabkan retakan pada pelindung alami kulit sehingga memungkinkan bakteri masuk dan menyebabkan infeksi,” kata Tull.
Bila tidak mencuci bagian belakang telinga secara teratur maka mungkin terlihat kulit di area tersebut menjadi sensitif atau teriritasi dan akhirnya berkembang menjadi eksim. Selain itu, ada bau yang muncul. Tubuh memiliki kelenjar keringat di belakang telinga sehingga keringat yang dihasilkan jika terkena bakteri lama kelamaan akan berbau.
Tidak ada metode atau produk khusus yang perlu digunakan untuk mencuci bagian belakang telinga. Mencuci area ini tidak ada bedanya dengan seluruh tubuh.
Sela-sela jari kaki
Meskipun sebagian besar air dan sabun dari pancuran mungkin mengalir ke kaki dan jari-jarinya sebelum masuk ke saluran pembuangan, hal ini tidak cukup membersihkan area sela-sela jari kaki.
“Karena kulit di sela-sela jari kaki tidak menghasilkan minyak sebanyak area tubuh lain, konsekuensi dari tidak mencucinya sedikit berbeda,” ujar Tull.
Komponen utama penumpukan minyak adalah sel kulit mati dan kotoran yang juga bisa menyebabkan jamur kuku, menurut pakar kesehatan Laura Purdy yang berbasis di Miami. Kaki cenderung banyak berkeringat dan sepatu memerangkap keringat sehingga dapat mengakibatkan tumbuhnya bakteri dan jamur.
“Anda bisa terkena penyakit kutu air, yaitu infeksi jamur pada kulit yang biasanya terjadi di sela-sela jari kaki. Kaki mungkin gatal, mengelupas, bersisik, dan kulit mungkin mengalami ruam atau pecah-pecah," tutur Purdy.
Tidak mencuci sela-sela jari kaki secara teratur juga dapat menyebabkan dermatitis bakteri atau selulitis, yaitu infeksi kulit akibat bakteri yang dapat menyebar ke kaki. Mencuci sela-sela jari kaki juga cukup mudah, idealnya setiap 1-2 hari. Purdy merekomendasikan penggunaan sabun untuk mencuci kaki, termasuk sela-sela jari kaki dan kemudian membilasnya secara menyeluruh.
“Ingat juga untuk mengganti kaus kaki. Kaus kaki memiliki banyak bakteri yang menumpuk, jadi penting untuk mencucinya sesudah pemakaian," tutur Purdy.
Pusar
Selain gelap dan lembap, pusar juga memiliki banyak lipatan kulit sehingga menciptakan lingkungan ideal bagi penumpukan sel kulit mati, keringat, dan mikroorganisme lain seperti bakteri dan jamur, kata Purdy. Hal ini tidak hanya menimbulkan bau tetapi gesekan pada kulit dapat membuat area tersebut rentan infeksi dan yang paling umum adalah infeksi stafilokokus dan jamur.
“Area ini bisa menjadi sangat teriritasi, terinfeksi, meradang, merah, gatal, menjadi kasar, dan bahkan berkeropeng atau timbul kerak kuning,” papar Purdy.
Menurutnya, membersihkan pusar setiap 1-2 hari sudah cukup dan tidak diperlukan sabun khusus. Jika memiliki kulit sensitif atau kondisi seperti eksim maka sebaiknya memilih sabun mandi yang sesuai jenis kulit. Yang perlu dilakukan untuk membersihkan pusar adalah menggunakan jari yang sudah diberi sabun untuk menggosok bagian dalam dengan lembut, lalu bilas. Beberapa orang lebih suka menggunakan kapas. Namun apapun alatnya, sebaiknya berikan sentuhan ringan.
Pilihan Editor: Empat Cara Mudah Membersihkan Pusar dengan Aman