Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

5 Pilihan Batik Keren untuk Generasi Milenial

Tertarik Batik? Ada 5 jenis batik yang direkomendasikan aktris Ayu Dyah Pasha untuk generasi milenial. Apa saja?

16 Desember 2017 | 10.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tertarik Batik? Ada 5 jenis batik yang direkomendasikan aktris Ayu Dyah Pasha untuk generasi milenial.  

Sejak 2011, Ayu Dyah Pasha  bersama kawan-kawan dari Ikatan Pencinta Batik Nusantara menggagas banyak program, salah satunya pemilihan Putra Putri Batik Nusantara atau PPBN. "Ini  agar generasi muda siap menerima tongkat estafet untuk menjaga batik," katanya.

Baca juga:
Menghitung Harga Sebuah Gaya, Intip Label Outfit Ayu Ting Ting
Pemanjat Gedung Asal Inggris ini Terpesona Pencakar Langit di Jakarta
Depresi Diperkirakan Penyakit Terbanyak Kedua pada 2020

Bintang film I Love You From 38.000 Feet itu berpendapat, generasi muda harus dilibatkan dalam pelestarian batik. Saat ini, mayoritas perajin batik tulis sudah sepuh. Keahlian dan kecintaan mereka pada batik mesti diwariskan kepada generasi selanjutnya.

"Sebelum menerima warisan generasi muda mesti kenal dulu apa itu batik juga cara membuat dan merawatnya," katanya yang juga tampil di film Dear Nathan dan Chrisye yang baru dirilis.

Berikut ini 5 motif batik rekomendasi Ayu Dyah Pasha untuk generasi milenial:

1. Kawung
Batik kawung.
Inilah motif yang mengingatkan pemakainya soal dari mana manusia berasal. Motif ini mengajak kita untuk tidak melupakan asal-usul, rendah hati, dan ingat Tuhan.

“Di balik motifnya yang simpel, makna kawung sangat dalam. Beberapa literatur sejarah yang saya baca menyebut, dulu nenek moyang kita berpuasa atau semedi sebelum membatik. Tujuannya mendekatkan diri kepada Tuhan, mencari inspirasi, memohon agar motif-motif yang dihasilkan memberi doa bagi pemakainya kelak. Bicara soal motif batik, kawung selalu muncul di benak saya lebih dulu,” Ayu Dyah Pasha bercerita. 

2. Udan Liris
Motif batik udah liris.
Motif udan liris menampilkan garis-garis miring dengan modifikasi bervariasi. Garis-garis itu mengarah ke sisi yang sama. Ini menggambarkan pergerakan air hujan yang jatuh ke tanah. Hujan, kata Ayu, simbol kesuburan. Diharapkan, pemakai motif udan liris seperti tanah yang mendapat cukup asupan air dari langit. Menjadi pribadi yang subur dan menumbuhkan makhluk hidup penerus yang lebih baik.

3. Lereng 
Batik motif lereng 
“Motif lereng mirip parang, namun lebih simpel karena tidak ada modifikasi gambar belah ketupat atau daun melinjo di sela-selanya. Mencerminkan pribadi dinamis, luwes, berani tampil beda dengan pilihan warna lebih cerah. Cocok untuk anak muda,” Ayu mengulas.

4. Parang Klitik
 
Batik motif parang klitik
Parang diyakini sebagai motif batik tertua di negeri ini. Parang berasal dari kata pereng yang artinya lereng. Motif ini diwujudkan dengan garis dari atas yang menurun dengan posisi melintang di kain. “Parang memiliki beberapa turunan, salah satunya parang klitik. Parang klitik mewakili sifat lemah lembut, santun, dan bijaksana. Dulu, dikenakan oleh para putri raja,” tutur Ayu. 

5. Megamendung
 
Batik motif megamendung
Batik bukan hanya milik Solo, Yogyakarta, dan Pekalongan. Cirebon punya motif batik ikonis, megamendung. Mega berarti langit atau awan. Mendung adalah langit yang redup pertanda hujan segera turun. Gradasi mendung di cakrawala menghasilkan efek gelap berlapis yang indah serta memberi hawa sejuk. Filosofi batik megamendung, menurut Ayu, jadilah sejuk untuk orang lain, jangan mudah marah. Sabar. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus