Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Maluku adalah salah satu provinsi di Indonesia. Mengutip buku “Sejarah Kebudayaan Maluku” yang diterbitkan oleh Kemdikbud, arti kata Maluku ada banyak spekulasi. Diperkirakan Maluku berasal dari kata jaziratul muluk, yang berarti wilayah dengan banyak raja. Dalam bahasa Arab sendiri, kata muluk merupakan jamak dari kata malik yang berarti raja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dijelaskan juga dalam buku tersebut, bahwa penduduk asli Maluku sendiri memiliki kepercayaan asli yang terdiri dari kepercayaan animisme dan dinamisme yang masih ditemukan di berbagai pelosok Kepulauan Maluku. Upacara adat yang hingga kini dilakukan juga masih terkait dengan kepercayaan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Nah, apa saja tradisi dan kebiasaan penduduknya yang unik? Berikut informasi selengkapnya.
Upacara Adat Sasi
Upacara ini adalah tradisi yang dilakukan di seluruh daerah Maluku dan Papua, yang tujuannya adalah untuk menjaga kelangsungan hidup. Umumnya, kegiatan ini dilakukan di laut, namun juga bisa dilakukan di darat. Sasi sendiri merupakan larangan mengambil hasil panen dalam jangka waktu tertentu yang tujuannya untuk menjaga ekosistem laut.
Tradisi Pukul Sapu
Tradisi berikutnya adalah Tradisi Pukul Sapu yang biasanya dilakukan setelah Idul Fitri. Sapu yang digunakan adalah sapu lidi yang dibuat dari tulang daun pohon enau atau daun pohon mayang. Umumnya, para pria melaksanakan atraksi pukul sapu ini dengan bertelanjang dada, menggunakan celana pendek dan ikat kepala. Adapun makna dari tradisi ini berkaitan dengan persaudaraan. Maksudnya adalah tidak memperhitungkan apapun, baik suku, agama, dan ras.
Menu Makanan Kulfot
Selanjutnya, tradisi unik lain setelah lebaran di provinsi ini adalah tradisi makan kulfot yang berasal dari Seram, Maluku. Menariknya, tradisi makan ini digelar hanya setahun sekali yaitu pada hari ketujuh setelah lebaran dan dilakukan di masjid. Masyarakat juga masih melestarikan tradisi ini hingga saat ini. Makan kulfot ini hadir sebagai bentuk syukur bagi perempuan yang berpuasa selama tujuh hari untuk menggantikan puasa Ramadan.
Tradisi Cuci Negeri
Tradisi adat Nyuci Negeri Soya yang dilakukan di minggu kedua Desember, biasanya dipimpin langsung oleh Upu Latu atau raja. Upacara ini dilakukan untuk membersihkan negeri yang maknanya juga untuk mensucikan diri dari perasaan hati yang kotor seperti dengki, perseteruan, dan rasa saling curiga. Tradisi ini juga bukan hanya warisan turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat, namun sebagai cara untuk memelihara keberlangsungan hidup, dan menghidupkan lagi nilai positif agar generasi mendatang nantinya bisa mengingat tradisi ini.
Makan Patita
Mengutip dari jurnal penelitian berjudul “Prosesi Seremonial dan Makna Makan Patita di negeri Oma – Maluku” oleh Jenny Koce & Ida Masinay, tradisi ini menjadi salah satu bentuk kebudayaan masyarakat Maluku. Biasanya, tradisi makan Patita ini dilakukan di berbagai perayaan seperti Perayaan Panas Pela, Panas Gandong, pelantikan Raja, pembangunan baileo, perayaan HUT Kota dan acara penting di kota Ambon, Maluku.
Tradisi ini juga menjadi upacara makan bersama dengan menu makanan seperti ikan asar, papeda, sayur-sayuran, patatas rebus, dan lain sebagainya.
AWALIA RAMADHANI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.