Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Anda atau orang terdekat mungkin pernah mengalami nyeri rahang yang membuat sulit makan dan minum. Gejala nyeri rahang cenderung bervariasi, mulai dari nyeri rahang yang disertai nyeri di wajah, rahang terasa terkunci, rahang berbunyi “klik”, susah menggerakkan rahang, kesulitan mengunyah dan membuka mulut, sensasi terbakar di mulut dan gigi sensitif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam banyak kasus, nyeri rahang memang tidak memerlukan pertolongan medis. Tetapi terkadang nyeri rahang bisa jadi indikasi penyakit yang lebih serius, sehingga harus segera mendapat pertolongan medis. Dilansir Medical News Today terdapat beberapa penyebab terjadinya nyeri rahang, di antaranya:
- Trauma Rahang
Nyeri pada rahang bisa disebabkan trauma akibat rahang patah (akibat jatuh atau pukulan yang menyebabkan rahang cidera), dislokasi rahang (terjadi akibat membuka mulut terlalu lebar, misalnya ketika menguap). Cidera yang terjadi di rahang ini dapat menyebabkan ketegangan otot yang membuat rahang nyeri.
- Gigi Menggeretak
Sebagian orang memiliki kebiasaan menggeretakkan gigi saat tidur atau saat stres emosional, hal ini dikenal dengan bruxism. Selain menimbulkan nyeri rahang, kebiasaan ini dapat menyebabkan kerusakan gigi yang signifikan.
- Randang Sendi
Kondisi peradangan sendi seperti osteoartritis, sinovitis, rheumatoid arthritis, dan psoriatic arthritis dapat mempengaruhi tulang rahang, sehingga menyebabkan nyeri.
- Kondisi Gigi
Kondisi penyakit gigi, seperti gigi berlubang, gusi bengkak, celah gigi, gigi rusak dan abses dapat menimbulkan rasa nyeri pada rahang.
- Nyeri Neuropati
Nyeri ini terjadi ketika saraf rusak dan mengirimkan sinyal nyeri ke otak. Gejala nyeri rahang akibat neuropatik bisa berlangsung terus menerus atau hanya muncul beberapa kali saja. Contoh nyeri neuropati termasuk neuralgia trigeminal, neuralgia postherpetik, dan nyeri terkait kanker.
- Kondisi Vaskular
Terkadang masalah pada sistem vaskular dapat menyebabkan nyeri rahang, di antaranya kondisi vaskular arteritis temporal dan angina. Pada arteritis temporal arteri di kedua sisi kepala (di daerah pelipis) meradang, menyababkan sakit kepala dan nyeri rahang. Kondisi ini juga dapat membahayakan penglihatan seseorang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sedang dalam kondisi vaskular angina, yakni ketika jantung tidak mendapatkan cukup oksigen, biasanya karena penyumbatan arteri koroner. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dada dan nyeri rahang. Seseorang yang mengalami angina turut berisiko mengalami serangan jantung.
Baca: Nyeri Leher Wajah Dan Rahang Saat WFH Lakukan Peregangan Berkala Dan 4 Tips Ini
- Osteomielitis
Osteomielitis merupakan infeksi yang bisa terjadi akibat komplikasi paska operasi gigi. Meski jarang terjadi, osteomielitis dapat memengaruhi tulang rahang dan jaringan terkait.
- Kondisi Lain
Beberapa kondisi lain yang dapat menimbulkan nyeri rahang yakni gangguan kelenjar ludah, stres, kelelahan, kurang tidur, kondisi autoimun (seperti lupus), fibromyalgia, radang dalam selaput lendir, infeksi telinga, dan beberapa kondisi mental.
Beberapa kasus nyeri rahang memang tidak membutuhkan perawatan medis, namun segeralah periksakan diri ke dokter apabila:
- Pengobatan rumahan tidak mengurangi nyeri rahang.
- Nyeri rahang menganggu rutinitas harian Anda.
- Terjadi perubahan cara rahang bergerak.
- Rahang mengeluarkan bunyi “klik” atau letupan saat bergerak.
- Nyeri rahang menyebar ke sekitar leher atau punggung atas.
- Nyeri rahang disertai sakit mata, perubahan penglihatan atau sakit kepala.
- Nyeri rahang disertai telinga berdenging.
- Terjadi pembengkakan di sekitar rahang, yang bisa jadi pertanda infeksi.
DELFI ANA HARAHAP