Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Asal Mula Roti Croissant: Ratu Marie Antoinette, August Zang, Anselme Payen?

Ada banyak versi tentang sejarah roti croissant. Mari kita simak apa saja ceritanya.

5 Desember 2021 | 12.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi croissant. Pixabay.com/Pexels

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Roti croissant termasuk salah satu jenis roti yang populer. Terbuat dari adonan pastry, roti croissant umumnya tampil dalam bentuk bulan sabit atau oval. Yang istimewa dari roti croissant adalah bagian luarnya yang renyah, dalam yang lembut, dan teksturnya berlapis-lapis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak hanya tampilan, para koki kita membuat variasi roti croissant dengan dan tanpa isian. Roti croissant cocok untuk aneka sajian bercita rasa manis maupun gurih. Semua bisa disesuaikan dengan selera penikmatnya. Lalu, bagaimana cerita awal mula munculnya croissant?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada banyak versi tentang sejarah roti yang kini berpadu dengan olahan waffle alias croffle. Mengutip laman Epicure and Culture, seorang perwira Austria bernama August Zang membuka toko roti khas dari negara asalnya di Paris, Prancis pada 1839, seusai Revolusi Prancis. Para sejarawan setuju kalau Zang yang memperkenalkan kue kering khas Austria bernama kipfel di Prancis. Kue kering ini yang kemudian menjadi cikal-bakal croissant.

Versi lainnya, Ratu Prancis Marie Antoinette yang menjadi ikon kecantikan dan gaya hidup mewah rindu dengan kuliner dari kampung halamannya, Wina, Austria. Dia ingin makan kipfel, yang dalam bahasa Jerman artinya bulan sabit. Koki Kerajaan Prancis berusaha membuatkan roti yang diinginkan sang ratu, berangkat dari resep dasar kipfel. Dari situ, jadilah croissant yang terdengar lebih kental dengan bahasa Prancis.

Ada lagi cerita tentang munculnya roti croissant. Pada 1683, penguasa Turki Ottoman sedang mengepung Kota Wina, yang menjadi salah satu sentra peradaban bangsa Eropa. Di sana ada seorang tukang roti yang punya oven spesial. Tak hanya untuk memanggang adonan roti, oven itu juga berfungsi sebagai terowongan yang tembus hingga bawah tembok kota.

Hingga satu ketika, tentara Turki mengetahui jalur 'oven' tersebut dan mereka menyusuri ke terowongan demi masuk ke Kota Wina. Tukang roti yang mengetahui penyusupan itu langsung membunyikan alarm dan meruntuhkan terowongan. Untuk merayakan keberhasilan itu, tukang roti tadi membuat kue berbentuk bulan sabit, yang merupakan bagian dari simbol bendera Turki.

Terlepas dari kisah mana yang paling benar, awal penyebutan croissant dalam bahasa Prancis tercantum dalam tulisan Des Substances Alimentaires karya seorang ahli kimia Prancis, Anselme Payen, pada 1853. Tulisan tentang zat dalam makanan itu terbit hampir satu abad setelah era pemerintahan Ratu Marie Antoinette.

EPICURE AND CULTURE | RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Baca juga:
Mengenal Croffle, Kuliner Kekinian dari Prancis yang Heboh di Korea

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus