Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Bayi Obesitas dari Bekasi, Apa Penyebab Berat Badan Berlebih Itu?

Obesitas dan kelebihan berat badan dapat terjadi pada siapa saja, bahkan anak-anak sekalipun. Faktor yang mendasarinya ialah mengonsumsi kalori dalam jumlah berlebihan. Untuk mengatasi obesitas diperlukan usaha, salah satunya menjaga asupan makanan agar tetap sehat.

24 Februari 2023 | 16.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kenzie, bayi obesitas yang viral di Bekasi. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Publik dikejutkan dengan bayi berusia 1 tahun 6 bulan, Muhamamad Kenzie Alfaro, mengalami obesitas yang berasal dari Desa Pusaka Rakyar, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi memiliki berat badan 27 kilogram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"(Saat lahir berat) Empat kilogram, pas ada perubahan badannya tambah gede umur 6 bulan, dia bertambah lagi, bertambah lagi, kenaikannya sekilo-sekilo," kata Ibu dari Kenzi, Pitriah, Selasa, 21 Februari 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kondisi bayi obesitas itu pun sudah mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Supridinata mengatakan Kenzi telah diperiksa bidan dan dirujuk ke salah satu rumah sakit swasta di Bekasi guna penanganan lebih lanjut.

Penyebab Obesitas

Mengutip laman www.who.int, obesitas pada dasarnya terjadi akibat ketidakseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dengan kalori yang dikeluarkan. Sebagai salah satu sisi dari beban ganda malnutrisi, obesitas dulunya dinilai hanya sebagai masalah di negara tinggi pendapatan. Namun kini secara drastis, obesitas mengalami peningkatan di negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di perkotaan. 

Tak heran saat ini di setiap wilayah lebih banyak orang mengalami obesitas ketimbang kurus, kecuali daerah Afrika sub-Sahara dan Asia. Anak obesitas Sebagin besar tinggal di negara berkembang dengan peningkatan lebih dari 30 persen, ini lebih tinggi dari pada di negara maju. Sebenarnya banyak penyebab obesitas yang bisa dicegah, tapi belum ada negara yang mampu membalikkan pertumbuhan obesitas.

Mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi seperti dari lemak dan gula, dapat menurunkan risiko obesitas. Anda juga bisa menurunkannya dengan setiap hari meningkatkan porsi asupan buah, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Penelitian menunjukkan pemberian ASI eksklusif pada bayi sejak ia lahir sampai usia enam bulan dapat mengurangi resiko bayi mengalami obesitas.

Melansir my.clevelandclinic.org, banyak faktor yang berkontribusi meningkatkan obesitas, seperti:

1. Makanan cepat saji

Makanan cepat saji merupakan makanan yang rendah serat dan nutrisi lainnya, namun kaya akan gula dan lemak. Hal tersebut menjadikan Anda lebih lapar, sebab bahan-bahan yang digunakan membuat ketagihan. Namun kemungkinan ini adalah jenis makanan satu-satunya yang tersedia di beberapa komunitas, karena biaya dan aksesnya. 

2. Gula

Industri makanan dirancang untuk menjual produk yang membuat ketagihan dan ingin lebih banyak lagi membeli, bukan untuk menjaga kesehatan Anda. Daftar produk tertinggi adalah permen dan minuman manis yang tidak mempunyai nilai gizi. Begitupun dengan makanan standar yang tinggi kadar gula tambahan.

3. Faktor psikologi

Makan untuk merasa lebih baik adalah naluri utama manusia. Sehingga saat bosan, kesepian, cemas, dan depresi dapat menyebabkan makan berlebihan. 

4. Hormon

Hormon bertugas mengatur sinyal lapar dan kenyang, adapun stres, kurang tidur, dan variasi genetik dapat menggangu proses tersebut. Sulit mengetahui kapan sudah merasa cukup. Sebab hormon dapat menyebabkan Anda senantiasa menginginkan makanan lebih banyak bahkan ketika kalori tidak lagi Anda butuhkan. 

5. Obat-obatan tertentu

Antidepresan, steroid, obat antikejang, obat diabetes dan beta-blocker merupakan beberapa obat-obatan yang bisa menyebabkan berat badan bertambah.

Penanganan Obesitas

Rencana perawatan obesitas akan ditentukan oleh profil kesehatan Anda. Bisa jadi dibutuhkan beberapa percobaan dan kesalahan untuk mengetahui mana terapi yang paling cocok untuk Anda, sebab setiap orang berbeda. Adapun rencana perawatan tersebut ialah:

1. Mengubah pola makan

Untuk menurunkan berat badan, perubahan pola makan perlu Anda lakukan. Buah-buahan, sayuran, biji-bijian dan kacang-kacangan kaya akan serat, dan zat gizi mikro, serta cenderung lebih rendah lemak. Ini tentu lebih bergizi dan bisa membuat Anda merasa lebih kenyang.

2. Meningkatkan aktifitas

Untuk menurunkan dan menjaga berat badan, diet dan olahraga sama pentingnya. Salah satu olahraga yang paling efisien menurunkan berat badan adalah berjalan dengan kecepatan sedang. Perbedaan yang nyata ditunjukkan dengan jalan-jalan setiap hari ketika makan siang, dan sebelum atau sesudah bekerja.

3. Terapi perilaku

Metode seperti konseling dan terapi perilaku kognitif dapat membantu memperbaiki otak untuk mendukung perubahan positif menurunkan berat badan. 

4. Pengobatan

Obat-obatan memang bukan jawaban untuk menurunkan berat badan, tapi ini bisa membantu mengatasinya dari sudut lain. 

5. Operasi

Operasi sangat efektif untuk menurunkan berat badan yang siginifikan dalam jangka panjang. Meskipun ini merupakan solusi yang parah. Operasi bariatrik bisa menjadi pilihan apabila Anda sudah didiagnosis mengalami obesitas kelas III. 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus