Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Begini Stress dan Makanan Pedas Bisa Berefek ke Lambung dan Memicu Ketagihan

Sejumlah faktor seperti stress hingga makanan pedas disebut bisa berdampak pada kesehatan lambung. Benarkah hal itu dan bagaimana bisa terjadi?

10 Maret 2023 | 08.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi tukak lambung. wakegastro.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Lambung memiliki fungsi sentral bagi tubuh, di antaranya adalah untuk mencerna makanan dan menyalurkannya ke usus kecil. Maka tak heran jika cedera pada lambung bisa sangat mengganggu.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Benarkah faktor seperti stress dan makanan pedas dapat berdampak pada lambung?  

Fungsi Lambung

Melansir dari Cleveland Clinic, lambung memiliki tiga fungsi, yaitu menyimpan makanan sementara, mencampur dan memecah makanan, menghasilkan enzim dan sel khusus lainnya untuk mencerna makanan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dinding lambung terdiri atas beberapa lapisan selaput lendir, jaringan ikat dengan pembuluh darah dan saraf, serat otot. Lapisan otot saja memiliki tiga sublapisan yang berlainan. Otot menggerakkan isi perut dengan sangat kuat, sehingga bagian makanan yang padat dihaluskan. 

Di kerongkongan mengarah ke perut, saluran pencernaan biasanya ditutup oleh otot dan diafragma. Merujuk National Center for Biotechnology Information, saat menela, otot-otot itu mengendur dan ujung bawah kerongkongan terbuka, memungkinkan makanan masuk ke perut. 

Bagian kiri atas perut di dekat bukaan melengkung ke atas menuju diafragma. Bagian ini disebut fundus. Biasanya diisi udara yang masuk ke lambung saat menelan. 

Di bagian terbesar perut itu makanan diaduk dan dipecah menjadi potongan-potongan kecil. Setelah itu bercampur dengan asam lambung dan enzim. Saat keluar dari lambung, organ itu menyempit membentuk saluran pilorus, makanan yang dicerna sebagian diteruskan ke usus kecil dalam porsi tertentu. 

Penyebab Mulas Setelah Makan

Mengutip dari laman cnalifestyle.channelnewsasia.com, ketika otot sfingter yang menghubungkan bagian bawah kerongkongan ke perut Anda terbuka lebih dari yang seharusnya dan membiarkan terlalu banyak asam lambung masuk, atau jika asam dari perut Anda terlalu lama berada di kerongkongan, itu dapat menyebabkan mulas atau gejala lain dari refluks asam.  

Hal diatas sebagaimana diungkapkan Dr Rena Yadlapati, seorang ahli gastroenterologi dan profesor kedokteran klinis di University of California, San Diego.

Beberapa orang memiliki ujang saraf yang lebih...
 

Beberapa orang memiliki ujung saraf yang lebih sensitif di kerongkongan mereka, sehingga mereka merasakan rasa terbakar dan nyeri bahkan sebagai respons terhadap asam dalam jumlah normal, terutama saat mereka stres atau cemas. 

“Ada begitu banyak ujung saraf di kerongkongan dan itu terkait erat dengan otak” kata Dr Yadlapati. "Jadi selama masa stres, kecemasan, perubahan hormonal atau pada beberapa orang hanya pada awal" ujarnya. Sebab, perasaan itu bisa sangat meningkat. 

Mengenakan pakaian longgar selama dan setelah makan, mengurangi ukuran porsi Anda, menunggu tiga jam antara makan dan berbaring atau berbaring semuanya dapat membantu mengatasi gejala refluks kata Dr Yadlapati. Seperti halnya berhenti merokok (jika Anda merokok) dan menjaga berat badan yang sehat. 

Stres dan Makanan Pedas Memicu Sakit Perut?

Masih menurut CNA Lifestyle, secara singkat, stres dan makanan pedas tidak membawa risiko sakit perut, seperti maag. Menurut Dr William Chey, seorang profesor gastroenterologi dan ilmu nutrisi di Michigan Medicine, tukak lambung terjadi ketika luka terbuka terbentuk di lapisan pelindung lambung atau di awal usus kecil. 

Umumnya, mereka disebabkan oleh infeksi bakteri bernama Helicobacter pylori atau penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen. Terutama bila dikonsumsi dengan dosis yang lebih tinggi atau untuk jangka waktu yang lama, meskipun sensitivitas individu dapat bervariasi. 

Seiring waktu, H. pylori dan NSAID dapat memecah penghalang mukosa lapisan usus, akhirnya menyebabkan tukak berkembang. 

Maag yang disebabkan oleh infeksi H. pylori diobati dengan antibiotik, dan yang disebabkan oleh NSAID diobati dengan menghentikan penggunaannya. Jika Anda memerlukan obat pereda nyeri yang dijual bebas untuk sementara, dokter dapat merekomendasikan alternatif seperti acetaminophen. 

Obat penghambat pompa proton yang mengurangi sekresi asam lambung juga diresepkan dalam jangka pendek untuk memungkinkan maag sembuh, atau untuk jangka panjang jika Anda perlu mengonsumsi NSAID secara teratur. 

DANAR TRIVASYA FIKRI
Pilihan editor : Tak Semua Sakit Maag Sama, Ini Perbedaan Maag Akut dan Maag Kronis

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.
 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus