Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jagung manis sering kali menjadi bahan perdebatan di kalangan penggemar diet dan mereka yang mencoba menjaga berat badan. Beberapa orang percaya bahwa jagung manis, dengan rasanya yang lezat dan kandungan gula alami, bisa menyebabkan kenaikan berat badan dan merusak rencana diet. Namun, apakah anggapan ini benar?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut ini penjelasannya mengenai fakta-fakta jagung manis dan pengaruhnya terhadap diet:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Kandungan Nutrisi Jagung Manis
Jagung manis adalah jenis jagung yang biasa dikonsumsi sebagai makanan pokok atau camilan. Dalam 164 gram jagung manis, terkandung sekitar 177 kalori. Jagung manis juga mengandung karbohidrat, sebagian besar dalam bentuk pati, serta serat, vitamin, dan mineral penting.
2. Kalori dan Serat
Jagung manis mengandung kalori yang cukup tinggi dibandingkan dengan beberapa sayuran lainnya. Namun, jagung juga kaya akan serat, dengan sekitar 3 gram serat dalam satu porsi. Serat adalah komponen penting yang membantu memperlambat penyerapan gula dan meningkatkan rasa kenyang. Ini dapat membantu mencegah makan berlebihan dan mendukung pengelolaan berat badan yang sehat.
3. Karbohidrat dan Pati dalam Jagung Manis
Sebagian besar karbohidrat dalam jagung manis berasal dari pati. Pati adalah jenis karbohidrat yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Namun, jagung manis juga mengandung serat yang tinggi, yang membantu memperlambat proses pencernaan dan penyerapan gula. Ini berarti bahwa meskipun jagung manis dapat meningkatkan gula darah, dampaknya mungkin tidak sekuat makanan dengan karbohidrat olahan atau tinggi gula.
4. Lemak dan Kalori: Dampak pada Berat Badan
Jagung manis sendiri adalah makanan rendah lemak, dan sebagian besar lemak yang dikandungnya adalah lemak sehat. Lemak sehat seperti asam lemak tak jenuh tunggal dan ganda, bermanfaat bagi kesehatan jantung dan fungsi tubuh secara keseluruhan.
Namun, masalah muncul ketika jagung dimasak dengan tambahan bahan tinggi kalori seperti mentega, krim, atau keju. Penambahan bahan-bahan ini dapat meningkatkan kandungan kalori dan lemak dari jagung, yang berpotensi menambah berat badan jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
5. Indeks Glikemik Jagung Manis
Indeks glikemik (GI) adalah ukuran seberapa cepat makanan meningkatkan kadar gula darah setelah dikonsumsi. Jagung manis memiliki indeks glikemik yang relatif rendah, berkat kandungan seratnya.
Makanan dengan indeks glikemik rendah dicerna lebih lambat, yang membantu menghindari lonjakan gula darah yang tajam. Ini berbeda dengan makanan dengan indeks glikemik tinggi, yang dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat dan berpotensi mengganggu kontrol berat badan.
6. Kandungan Gula Alami
Jagung manis mengandung sekitar 5 gram gula alami dalam satu tongkol. Jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan beberapa buah yang biasa dikonsumsi, seperti pisang atau apel. Gula alami dalam jagung tidak sama dengan gula tambahan yang sering ditemukan dalam makanan olahan. Gula alami ini datang bersama dengan serat dan nutrisi lainnya, yang membantu mengurangi dampaknya terhadap gula darah.
7. Jagung Manis dalam Diet Sehat
Dalam konteks diet, jagung manis bisa menjadi pilihan yang baik jika dikonsumsi dengan bijaksana. Kandungan serat dan indeks glikemik yang rendah menjadikannya sebagai tambahan yang sehat untuk diet seimbang. Namun, penting untuk memperhatikan porsi dan cara memasak jagung. Menghindari tambahan lemak dan bahan tinggi kalori, seperti mentega atau krim, akan membantu menjaga jagung sebagai bagian dari pola makan yang sehat.
HEALTHLINE | EATING WELL
Pilihan Editor: 6 Kreasi Hidangan Berbahan Jagung Manis yang Lezat dan Nikmat