Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Nasi Uduk Legendaris di Pekojan yang Habis Terjual Dalam Sekejap

Kadang-kadang, pelanggan harus pesan beberapa hari sebelumnya untuk menikmati sepiring nasi uduk itu.

23 April 2025 | 06.00 WIB

Nasi Uduk Ibu Amah di Pekojan, Jakarta Barat, Sabtu, 19 April 2025. TEMPO/Mila Novita
Perbesar
Nasi Uduk Ibu Amah di Pekojan, Jakarta Barat, Sabtu, 19 April 2025. TEMPO/Mila Novita

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Siapa yang menyangka, di sebuah gang sempit di Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, terdapat warung nasi uduk legendaris. Namanya Nasi Uduk Ibu Amah. Warung nasi uduk ini sudah ada sejak tahun 1965 dan masih diburu hingga saat ini.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Warung nasi uduk ini merupakan salah satu tempat yang disinggahi dalam walking tour Kota Tua Jakarta "Explora Arabian Village of Pekojan", Sabtu, 19 April 2025. Arif, pemandu dalam tur ini, menceritakan bahwa nasi uduk ini laris manis. Pelanggannya tersebar di Jabodetabek. Kadang-kadang pelanggan harus pesan beberapa hari sebelumnya untuk menikmati sepiring nasi uduk itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arif mengajak peserta tur singgah ke warung itu sekitar pukul 15.45. Warung berwarna krem dengan rolling door hijau terang itu berada di Jalan Pengukiran, sebuah gang sempit yang hanya bisa dilalui sepeda motor. Tak ada papan nama di warung itu. Ukuran warung yang lebarnya hanya 2,5 meter itu tak sebanding dengan nama besarnya. Di dalam warung itu hanya ada satu perempuan yang sedang sibuk membungkus nasi. Di dalam juga tidak tersedia tempat duduk dan meja untuk makan, hanya terlihat satu rak tempat memajang makanan serta dua rak lain untuk meletakkan perabot.

Warung Nasi Uduk Ibu Amah di Pekojan, Jakarta Barat, Sabtu, 19 April 2025. TEMPO/Mila Novita

Habis Dalam Sekejap 

Baru saja ingin melangkah mendekat, perempuan itu berkata bahwa nasi uduknya sudah habis. Perempuan yang bernama Yeni, penerus Ibu Amah, itu mengatakan bahwa hari itu dia menjual 400 porsi nasi uduk. Padahal, warung itu baru buka sekitar 30 menit sebelumnya. 

"Kalau mau pesan sekarang, nanti diambil Selasa," kata dia. 

Di samping warung itu terdapat dapur kecil yang lebih mirip dengan gang. Di sana terlihat beberapa perempuan sedang menggoreng. Di salah satu meja kecil, terlihat tumpukan ayam goreng diletakkan di atas plastik beralas kertas cokelat. 

Nasi uduk dan ayam gorengnya memang masih ada di warung itu, tetapi semuanya sudah terjual. Yeni mengatakan bahwa pembelinya sudah memesan beberapa hari sebelumnya untuk dikirim. "Pelanggan saya juga banyak dari Depok," kata dia. 

Beda Nasi Uduk Ibu Amah 

Arif, yang juga pelanggan Nasi Uduk Ibu Amah, mengatakan bahwa nasi uduk ini biasanya disajikan dengan ayam goreng, seperti nasi uduk kebanyakan. Tapi yang bikin beda adalah sambalnya. "Sambalnya seperti bumbu rujak, ada kacangnya. Rasanya asam, manis, dan pedas," kata dia. 

Selain itu, ayam gorengnya ditaburi dengan bumbu serundeng yang wangi ketumbar. 

Arif beberapa kali berhasil mendapatkan nasi uduk itu. Harga nasi uduknya Rp 15.000, belum termasuk ayam goreng Rp 30.000. Tapi menurut Arif, jika ingin mencoba, sebaiknya memang memesan terlebih dahulu. Ia sering menemani tamu peserta tur yang ingin mencicipi nasi uduk ini, tetapi jarang yang dapat. 

Pilihan Editor: Jakarta Termasuk Kota Kuliner Terbaik di Dunia 2025

Mila Novita

Bergabung dengan Tempo sejak 2013 sebagai copywriter dan menjadi anggota redaksi pada 2019 sebagai editor di kanal gaya hidup. Kini menjadi redaktur di desk Jeda yang meliputi gaya hidup, seni, perjalanan, isu internasional, dan olahraga

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus