Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit kusta telah ada sejak zaman dahulu. Kusta merupakan penyakit yang dapat menimbulkan luka parah pada bagian kulit. Penyakit ini lebih banyak diderita anak-anak di banding dengan orang dewasa.
Dilansir dari Organisasi Kesehatan Dunia ( World Health Organization atau (WHO), sebanyak 208.000 orang di seluruh dunia telah terinfeksi kusta. Kebanyakan mereka berada di daerah Afrika dan Asia.
Ada dua tipe penyakit kusta, yakni kering dan basah. Perbedaan kedua tipe tersebut terletak pada gejalanya.
Penyakit kusta kering dapat menimbulkan gejala seperti bercak mati rasa dari satu hingga lima titik, sedangkan kusta basah memiliki gejala seperti bercak mati rasa yang lebih banyak. Perbedaan keduanya juga dapat dianalisis melalui uji laboratorium.
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae ini menimbulkan luka pada kulit dengan bekas pucat serta benjolan yang tidak hilang dalam waktu lama. Gejala lainnya adalah melemahnya otot kaki dan lengan.
Gejala kusta akan muncul setelah terjadinya infeksi oleh bakteri penyebab kusta. Beberapa orang tidak mengalami gejala hingga 20 tahun kemudian. Hal itu dikarenakan periode inkubasi dari bakteri Mycobacterium leprae yang lama, sehingga susah dianalisis kapan dan di mana terjadinya infeksi.
Jenis luka dapat mempengaruhi bentuk penyakit kusta. Beberapa jenis kusta di antaranya adalah:
Tuberkulosis
Bentuk kusta ringan yang tidak terlalu parah. Gejala pada kusta ini adalah terdapat bercak datar dan kulit pucat. Area kulit akan terasa mati rasa karena saraf dibawahnya mengalami kerusakan.
Lepromatosa
Bentuk kusta yang lebih parah. Gejala jenis kusta ini adalah muncul benjolan dan ruam, mati rasa dan kelemahan pada otot.
Borderline
Jenis kusta dengan gejala seperti tuberkuloid dan lepromatosa.
Apakah penyakit kusta dapat disembuhkan?
Menurut data WHO, dalam dua dekade terakhir, 16 juta penderita kusta telah berhasil disembuhkan. Pengobatan kusta tergantung dari jenis kusta yang dialami penderita. Antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri.
Pengobatan jangka panjang dilakukan dengan durasi 6 bulan sampai satu tahun. Apabila penyakit kusta menjadi lebih parah, konsumsi antibiotik perlu lebih lama. Antibiotik berfungsi untuk mengobati kerusakan syaraf yang disebabkan oleh kusta.
MELINDA KUSUMA NINGRUM
Baca juga: Penderita Kusta di Indonesia Terbanyak ke-3 di Dunia, Apa Penyebab Penyakit Kusta?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini