Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Teh hijau dianggap sebagai salah satu minuman sehat sehingga dipilih banyak orang. Jenis teh ini mengandung epigalokatecin galat (EGCG), jenis paling bagus dari katecin yang diklaim tinggi antioksidan yang bisa membantu meningkatkan metabolisme dan menurunkan berat badan, juga mengurangi peradangan dan stres oksidatif, yang sering dianggap sebagai penyebab penyakit kronis seperti kanker, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski kaya manfaat kesehatan, rasa teh hijau yang agak pahit karena kandungan katecin yang tinggi membuat orang mencari cara untuk membuatnya lebih enak. Mereka pun menambahkan gula, susu, sirup, dan dibuat minuman kekinian dengan berbagai campuran yang manis, seperti boba atau krim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alhasil, manfaat teh hijau atau matcha yang sehat pun langsung tergerus, malah membuatnya jadi minuman tak sehat. Bahkan hanya menambahkan air panas saja, hanya 16-20 persen kandungan katecin yang bisa diserap pembuluh darah karena bukan zat yang mudah larut, kata ilmuwan makanan Bryan Quoc Le.
Katecin sulit diserap
Menambahkan susu akan membuat katecin semakin sulit diserap, hanya sekitar 11-16 persen saja yang bisa diserap. Penyebabnya katecin akan mengikat secara kimiawi dengan kasein yang 80 persen terkandung dari total protein pada susu sapi.
"Di satu sisi, cara ini bermanfaat karena tubuh akan memecah protein dan menyerap katecin tanpa henti. Tapi masalahnya pada teh hijau, di mana konsentrasi katecin sangat tinggi, beberapa di antaranya akan mengganggu enzim pencernaan di lambung jika mengonsumsi matcha dengan susu," kata Le kepada HuffPost.
Bagaimana dengan susu nabati? Le mengatakan susu berbasis tanaman tak banyak berdampak pada penyerapan katecin oleh tubuh. Contohnya susu oat atau almond, yang mengandung lebih sedikit zat kimia yang bisa berinteraksi dengan katecin.