Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Cegah Penyakit Paru Kronis dengan Diet Berikut

Diet sehat bermanfaat positif bagi kesehatan tubuh. Salah satunya menurunkan risiko menderita penyakit paru obstruktif kronik atau PPOK.

7 Oktober 2019 | 05.33 WIB

Ilustrasi makanan diet. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi makanan diet. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menerapkan pola makan sehat bermanfaat positif bagi kesehatan tubuh. Salah satunya menurunkan risiko menderita penyakit paru obstruktif kronik atau PPOK. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam British Medical Journal menujukkan diet yang dimaksud ialah mengonsumsi biji-bijian, lemak tak jenuh ganda, dan kacang-kacangan, mengurangi konsumsi daging merah dan olahan, serta minuman manis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Untuk sampai pada kesimpulan itu, para peneliti di Prancis dan Amerika Serikat menganalisa data studi sejak 1984 hingga 2000, yang melibatkan 120 ribu orang di Amerika Serikat. Dalam penelitian itu, partisipan diminta menyelesaikan kuesioner tentang asupan diet mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Asupan diet ini kemudian dicocokkan dengan ukuran kualitas diet berdasarkan pengetahuan ilmiah (AHEI 2010). AHEI 2010 ini memuat 11 komponen diet sehat yakni, asupan konsumsi sayuran, biji-bijian, lemak tak jenuh ganda, kacang-kacangan, lemak omega-3, asupan rendah daging merah dan olahan, dan minuman dengan pemanis buatan.

Selama penelitian, diketahui 723 kasus POPK baru terjadi pada perempuan dan 167 kasus pada laki-laki. Para peneliti menemukan para partisipan yang menerapkan ke-11 komponen dalam AHEI 2010, satu per tiga lebih rendah berisiko menderita POPK dibandingkan yang tidak.

Seorang dokter memperhatikan hasil ronsen paru-paru seorang wanita. Yawar Nazir/Getty Images

Tingkat risiko pada mantan perokok dan perokok, baik perempuan dan laki-laki, sama. Hasil ini didapat setelah para peneliti memasukkan 12 faktor lain seperti aktivitas fisik, indeks massa tubuh, perilaku merokok, dan etnisitas.

"Ini merupakan temuan yang mendukung pentingnya diet terhadap POPK. Meskipun usaha mencegah POPK harusnya fokus pada berhenti merokok, temuan ini mendukung pentingnya diet sehat untuk mencegan POPK," kata penulis studi seperti dilansir laman eurekalert.org.

"Penelitian kami mendorong para ahli kesehatan mempertimbangkan peran potensial mengembangkan efek makanan dalam diet sehat untuk kesehatan paru-paru," tambahnya. POPK merupakan penyakit paru-paru kronis, seperti bronkitis, emfisema yang ditandai dengan terhambatnya aliran udara di saluran pernapasan, dan oksigen yang sifatnya progresif nonreversibel. Penyakit ini diklaim sebagai penyebab ketiga kematian orang-orang di seluruh dunia.

Ahli kesehatan mengungkapkan faktor risiko utama seseorang menderita POPK ialah perilaku merokok. Namun, bukan berarti mereka yang tidak merokok terbebas dari penyakit ini. Fakta menunjukkan, satu per tiga pasien POPK tak pernah merokok.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus