Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

PPOK Penyebab Kematian Sinead O'Connor, Apa Itu Penyakit Paru Obstruktif Kronis?

PPOK adalah penyakit radang paru kronis yang menyebabkan aliran udara dari paru-paru terhambat. Ini penyebab penyanyi Sinead O'Connor meninggal.

31 Juli 2024 | 08.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penyebab kematian penyanyi sekaligus aktivis Irlandia Sinead O'Connor sekitar satu tahun lalu akhirnya terungkap. Bintang berusia 56 tahun itu meninggal karena penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma bronkial, menurut laporan Irish Independent yang dilansir People di AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip laporan tersebut, sertifikat kematian penyanyi "Nothing Compares 2 U" secara resmi didaftarkan oleh mantan suaminya John Reynolds ke London Inner South Coroner's Court, London pada Rabu, 24 Juli 2024 lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sinead O’Connor meninggal karena penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma, sertifikat kematiannya telah dikonfirmasi," tulis laporan tersebut.

Wanita yang menyatakan mualaf pada 2018 itu juga menderita infeksi saluran pernapasan, yang berpuncak pada kematiannya di London pada 26 Juli 2023 lalu. Saat itu, situs web Pengadilan Koroner menyatakan bahwa "tidak ada penyebab medis kematian yang disebutkan". Tak lama setelah kematiannya, juru bicara Scotland Yard memberi tahu People bahwa kematiannya "tidak dianggap mencurigakan".

Mengenal Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Dikutip dari Mayo Clinic, PPOK adalah penyakit radang paru kronik yang menyebabkan aliran udara dari paru-paru terhambat. Gejalanya meliputi kesulitan bernapas, batuk, produksi lendir (dahak), dan mengi. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap gas atau partikel yang mengiritasi. Orang dengan PPOK memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, kanker paru-paru, dan berbagai kondisi lainnya.

Emfisema dan bronkitis kronis merupakan dua kondisi yang paling umum yang menyebabkan PPOK. Kedua kondisi ini biasanya terjadi bersamaan dan dapat bervariasi dalam tingkat keparahannya di antara penderita PPOK.

Bronkitis kronis adalah peradangan pada lapisan saluran bronkial, yang membawa udara ke dan dari kantung udara (alveoli) paru-paru. Kondisi ini ditandai dengan batuk harian dan produksi lendir (sputum).

Emfisema merupakan suatu kondisi di mana alveoli pada ujung saluran udara terkecil (bronkiolus) paru-paru hancur akibat paparan asap rokok dan gas serta partikulat lain yang dapat mengiritasi.

Gejala

Gejala PPOK sering kali tidak muncul hingga terjadi kerusakan paru-paru yang signifikan, dan biasanya makin parah seiring berjalannya waktu, terutama jika paparan merokok terus berlanjut.

Tanda dan gejala PPOK dapat meliputi:

  • Sesak napas terutama saat melakukan aktivitas fisik
  • Mengi
  • Sesak di dada
  • Batuk kronis yang dapat menghasilkan lendir (sputum) yang berwarna bening, putih, kuning atau kehijauan
  • Infeksi saluran pernapasan yang sering terjadi
  • Kekurangan energi
  • Penurunan berat badan yang tidak diinginkan (pada tahap selanjutnya)
  • Pembengkakan pada pergelangan kaki, kaki atau tungkai

Pengidap PPOK juga cenderung mengalami episode yang disebut eksaserbasi, di mana gejala mereka menjadi lebih buruk daripada variasi harian biasanya dan bertahan setidaknya selama beberapa hari.

Faktor risiko

Sementara itu, faktor risiko untuk PPOK meliputi:

  • Paparan asap tembakau. Faktor risikoPPOK yang paling signifikan adalah kebiasaan merokok dalam jangka panjang. Semakin lama Anda merokok dan semakin banyak bungkus rokok yang Anda hisap, semakin besar risiko mengidap PPOK. Begitu pula orang-orang yang terpapar asap rokok dalam jumlah besar.

  • Orang dengan asma.Asma, penyakit radang saluran napas kronis, dapat menjadi faktor risiko untuk mengembangkan PPOK. Kombinasi asma dan merokok semakin meningkatkan risiko PPOK.

  • Paparan debu dan bahan kimia di tempat kerja.Paparan asap, uap, dan debu kimia dalam jangka panjang di tempat kerja dapat menyebabkan iritasi dan radang paru-paru.

  • Paparan asap dari pembakaran bahan bakar.Di negara berkembang, orang yang terpapar asap dari pembakaran bahan bakar untuk memasak dan memanaskanruangan di rumah yang berventilasi buruk memiliki risiko lebih tinggi terkena PPOK.

  • Kelainan genetik yang jarang terjadi, yaitu defisiensi alfa-1-antitripsin, merupakan penyebab beberapa kasus PPOK. Faktor genetik lainnya kemungkinan membuat perokok tertentu lebih rentan terhadap penyakit ini.

Pilihan Editor: Bulan Kesadaran Penyakit Paru Obstruktif Kronis, Percepatan Edukasi Diperlukan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus