Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para perokok memiliki risiko gangguan pernapasan dan organ tubuh lainnya. Satu yang pasti, paru-paru adalah salah satu organ tubuh yang rusak akibat paparan nikotin dalam tembakau atau produk turunannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mungkin efek merokok bagi paru-paru belum terasa saat ini. Tapi kalau dirontgen, kondisi paru-paru akan jelas terlihat. Mengutip laman Sehatq, paru-paru para perokok tampak lebih gelap dan berbintik-bintik. Tekstur paru-paru perokok juga lebih keras dan rapuh. Sementara paru-paru yang sehat berwarna merah muda dan terang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bukan hanya itu ciri-ciri paru bermasalah karena rokok. Di dalam paru-paru terdapat jaringan elastis yang akan berkontraksi dan relaksasi atau mengembang dan mengempis ketika kita bernapas. Di sana ada struktur kecil, seperti rambut atau silia yang melapisi paru-paru. Silia berfungsi membersihkan debu dan kotoran pada udara yang kita hirup.
Dilarang merokok. TEMPO/Dwi Narwoko
Ketika merokok, silia terpapar asap dengan bahan kimia yang merusak sistem pernapasan. Bahan kimia tersebut mengakibatkan paru-paru meradang dan memproduksi lendir berlebih. Jika berlangsung terus-menerus, zat nikotin dapat melumpuhkan silia.
Jika silia tidak aktif atau tak mampu lagi menyaring debu, kotoran, dan segala jenis zat dalam udara, maka racun sedikit demi sedikit akan menumpuk di paru-paru. Jaringan paru-paru maupun dinding pada saluran udara di paru-paru rusak. Apabila kondisi sudah sedemikian parah, maka pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi di paru-paru tak lagi efektif.
Itu baru satu risiko kesehatan karena merokok. Masih banyak lagi akibat merokok, termasuk pada penampilan. Di antaranya, gigi menjadi kuning; bau mulut,; rambut, tubuh, dan pakaian bau rokok. Untuk risiko kesehatan jangka panjang dari merokok adalah kanker mulut, tenggorokan, ginjal, hati, dan paru-paru.