Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Dahsyatnya Dampak Patah Hati pada Fisik, Tak Hanya Emosional

Tak hanya menghancurkan perasaan dan menggerus emosi, patah hati juga berdampak besar bagi kondisi tubuh, bahkan mempengaruhi jantung.

19 Februari 2024 | 21.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Patah Hati. (indiatimes)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak dampak putus cinta pada fisik, tak hanya patah hati tapi juga membuat tak berdaya, gelisah, dan selalu mual. Patah hati juga berdampak pada zat kimia di otak, kadar hormon, bahkan jantung, kata para ilmuwan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut tiga hal yang bisa terjadi pada tubuh ketika mengalami patah hati, dilansir dari The Sun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kondisi tubuh menurun
Menurut pakar saraf Dr. Lucy Brown, ada zat kimia yang membuat orang merasa terpuruk setelah putus cinta. Tim peneliti yang beranggotakan Brown mempelajari dampak patah hati pada 15 orang dewasa muda. Masing-masing menjalani pemindaian otak ketika ditunjukkan foto mantan pacar, yang menunjukkan bagian-bagian di otak yang terkait motivasi dan penghargaan serta tempat asal hormon dopamin sangat aktif. Brown menjelaskan aktivitas berlebihan bagian otak ini seperti pada orang yang kecanduan narkoba. 

"Kondisinya seperti kita saling kecanduan. Saat kehilangan seseorang, kita kehilangan bagian berharga dalam hidup. Bagian itu selalu ada dalam hidup kita dan sekarang tak ada lagi," jelasnya kepada Sky News.

Rasa sakitnya tak hanya emosional
Rasa sakit akibat putus cinta tak hanya emosional, fisik pun mengalaminya. Pada 2010, tiga peneliti hubungan melihat hasil pindai otak 15 orang yang patah hati dan menemukan kondisi emosional mereka menyebabkan aktivitas otak pada area yang sama di mana otak memproses rasa sakit ragawi.

Florence Williams, yang baru saja bercerai setelah 25 tahun menikah, merasakan kecemasan, tak bisa tidur, dan tubuhnya seperti selalu dalam ancaman. Stres emosional akibat putus cinta juga menyebabkan gejala seperti sakit kepala dan mual.

Sindrom patah hati
Dalam kasus yang jarang, kesedihan emosional akibat patah hati atau kehilangan bisa menyebabkan jantung "patah" dan disebut sindrom patah hati atau  kardiomiopati takotsubo. Kondisi ini menagibatkan ventrikel kiri jantung atau bilik utama pemompa darah melemah.

Menurut Harvard Health, kondisi ini bisa terjadi ketika orang mengalami tekanan emosional parah seperti kehilangan orang tersayang. Penyebab utama masih belum diketahui. Tapi para pakar berpikir meningkatnya hormon stres bisa mengejutkan jantung seseorang. 

Gejalanya pun mirip serangan jantung, seperti tekanan berat atau nyeri di dada tapi tanpa sumbatan di pembuluh darah koroner. Orang yang patah hati juga akan mengalami napas tersengal, kelelahan tiba-tiba, kepala terasa melayang, dan banjir keringat dingin.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus