Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Anak-anak merupakan subjek menarik dalam membuat foto tingkah manusia atau human interest. Ini juga terjadi ketika saya menyusuri sungai Digul, Boven Digoel, Papua.
Dua anak kecil melambaikan tangannya di pinggir sungai sambil mengangkat ikan gurami dan catfish hasil tangkapannya. Tidak mau kehilangan pemandangan menarik, saya segera mengeluarkan kamera dengan lensa 70-200 mm yang sudah terpasang sebelumnya. Terpancar kegembiraan di wajah mereka berharap ikannya dibeli.
Kenapa anak-anak bisa menjadi subjek menarik dalam membuat foto human interest? Ini karena, biasanya anak-anak lebih terbuka, spontan , bahkan seringkali meminta dipotret saat kita melakukan aktivitas fotografi. Ekspresi kegembiraan, kepolosan mereka menjadikannya subjek yang tidak membosankan untuk difoto.
Foto-foto Human Interest memperlihatkan nukilan-nukilan kehidupan yang nyata. Kebanyakan penikmat foto tertarik dan menaruh minat akan sesuatu yang terjadi pada anak kecil, remaja serta orang lanjut usia.
Baca juga:
Selfdies, Gaya Seniman Memprotes Selfie
Selfie: dari Duck Face ke Fish Gape, Anda Suka yang Mana?
Human Interest merupakan salah satu genre dalam fotografi yang tidak pernah lekang oleh waktu, sejak ditemukannya alat fotografi sampai era digital. Menjadikannya salah satu kegiatan hunting foto yang sering dilakukan selain memotret lansekap . Subjek utamanya manusia. Subjek sebaiknya dibuat berperan aktif dalam pemotretan, karena jika ia tidak berkenan , maka buyar lah mendapatkan foto yang keren.
Fotografer yang piawai dalam memotret human interest biasanya jeli dalam merekam suatu suasana yang sering dilihat tetapi tidak begitu diperhatikan orang lain. Dengan kepekaannya ia bisa merekam momen, ekspresi, gesture tubuh , aktivitas subjek yang terjadi dalam waktu relatif singkat. Foto yang baik jika ia bisa menggugah perasaan yang melihatnya. Menggambarkan penderitaan manusia, keputus-asaan, kesedihan, kegembiraan, juga harapan dalam subjeknya .
Fotografer harus dapat menangkap ekspresi subjek yang sesungguhnya tanpa diketahuinya , mengamati tetapi tidak mengatur. Dibutuhkan kesabaran untuk mendapatkan moment yang diinginkan. Bukan sekedar membekukan momen yang hanya terjadi dalam waktu yang singkat , tapi juga penting untuk merencanakan atau membayangkan citra apa yang ingin dimunculkan saat menekan tombol kamera.
RULLY KESUMA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini