Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Ini Dia Manfaat Teh Hijau untuk Pengidap Down Syndrome

Pemberian teh hijau yang mengandung bahan epigallocatechin gallate, menyebabkan peningkatan skor dalam tes memori dan perilaku pengidap Down Syndrome

10 September 2018 | 19.50 WIB

Ilustrasi teh hijau. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi teh hijau. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bahan kimia dalam teh hijau terbukti meningkatkan kemampuan kognitif pada pengidap down syndrome, demikian menurut para ilmuwan dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di The Lancet Neurology

Baca juga: Inilah Obat Masa Depan Down Syndrome

Pemberian teh hijau yang mengandung bahan epigallocatechin gallate, menyebabkan peningkatan skor dalam tes memori dan perilaku, kata mereka seperti dikutip dari AFP.

Hasil pemindaian otak menunjukkan bahwa bahan tersebut mampu mengubah cara saraf saling terhubung.

Sebanyak 84 orang dewasa dilibatkan dalam percobaan klinis selama setahun. Mereka dibagi menjadi dua kelompok.

Satu kelompok diberikan suplemen teh hijau tanpa kafein yang mengandung 45 persen epigallocatechin gallate, begitu juga dengan pelatihan kognitif secara online setiap minggu. Kelompok kedua mendapatkan pelatihan serupa tapi menelan plasebo, bukan suplemen itu.
Gaya seorang anak down syndrome saat melenggang di panggung Petite Fashion Week di Madrid, Spanyol, 6 Oktober 2017. AFP PHOTO / GABRIEL BOUYS
Subjek kemudian melakukan tes kognitif setelah tiga, enam dan 12 bulan. Ada sedikit perubahan bahkan hampir tidak ada pada sebagian besar kategori, tetapi untuk kategori kemampuan mengingat pola, daya ingat verbal, dan perilaku adapatif dari kelompok "teh hijau" mencetak nilai jauh lebih baik. Nilai tersebut terus meningkat dari waktu ke waktu.

Hasil positif itu terus berlanjut hingga enam bulan setelah percobaan berakhir. "Ini pertama kalinya sebuah pengobatan menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan kognitif pada mereka yang mengidap sindrom ini," kata Mara Dierssen, penulis senior dalam penelitian itu sekaligus seorang peneliti di Centre for Genomic Regulation di Barcelona.

Meskipun cukup signifikan, katanya dalam sebuah pernyataan, hasil itu tidak boleh ditafsirkan sebagai "sembuh."

"Namun, itu bisa menjadi alat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka." Para ahli yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut menyebut hasil itu menggembirakan dan "hasil karya yang penting."

Pada saat bersamaan, mereka memperingatkan bahwa temuan itu harus divalidasi dalam uji coba tambahan.

Baca juga: Mengapa Teh Hijau Bisa Membuat Jantung Sehat? Cek Risetnya

Down Syndrome adalah kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental yang disebabkan kelainan genetik dan dialami sekitar satu dari 1.000 orang, menurut WHO.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus