Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis anak dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A(K) dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana menganjurkan untuk segera bawa anak ke rumah sakit jika mengalami tanda kegawatan saat musim pancaroba.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Datang ke rumah sakit atau klinik apabila terdapat gejala berat semisal batuk yang menjadi sesak napas, sangat lemas, demam sangat tinggi hingga kejang, atau tanpa kegawatan lainnya," kata Madeleine pada Minggu 13 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, bila anak mengalami demam yang tidak membaik setelah dua hari juga harus dibawa ke klinik atau rumah sakit untuk memastikan apakah diperlukan pemeriksaan laboratorium tambahan.
Menurut Madeleine, di musim pancaroba ada beberapa penyakit yang harus diwaspadai terutama infeksi saluran pernapasan seperti selesma dan influenza. "Pada anak, rada paru atau pneumonia, juga menjadi lebih sering ditemukan," ujarnya.
Madeleine menjelaskan bahwa di musim pancaroba memang sering ditemukan kejadian infeksi saluran pernafasan akut yang lebih tinggi. Penyebabnya adalah aktivitas virus saluran pernapasan yang lebih tinggi pada musim hujan. "Misalnya, virus influenza dan virus respiratory syncytial. Karena virus-virus ini mudah menular, maka banyak yang menjadi sakit bila terpapar dengan orang sakit," katanya.
Selain penyakit infeksi saluran pernapasan, Madeleine juga mengingatkan penyakit lainnya yang mengintai seperti demam berdarah dengue, sebab di musim ini banyak dijumpai genangan air.
Dokter spesialis anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr. Melanie Yudiana Iskandar, Sp.A menambahkan, penyakit diare juga harus diwaspadai. "Pada saat pancaroba mungkin hujan, kadang di rumah ada yang terkena banjir, kebersihannya menjadi tidak terjamin, makanan tidak bagus, jadinya anak lebih mudah diare," ujar Melanie.
Adapun tanda-tanda lain yang mengharuskan orang tua segera membawa anak ke dokter, menurut Melanie, adalah jika anak tidak mau minum karena akan meningkatkan risiko dehidrasi, serta tidak buang air kecil dalam 3-4 jam.
"Kemudian kejang, sesak nafas, juga harus dibawa ke rumah sakit. Demam sendiri kalau misalnya masih bisa ditangani di rumah dengan pemberian obat antipiretik, pemberian cairan, kompres hangat, dan anaknya mau minum, itu masih bisa kita terapi sendiri di rumah," kata Melanie.
Pilihan Editor: Mau Imunisasi Anak saat Pandemi, Pilih Klinik atau Rumah Sakit?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.