Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

Jangan menuntut ODGJ yang sudah dinyatakan pulih dengan obat untuk kembali hidup sempurna. Ini yang perlu dipahami keluarga pasien.

16 Februari 2024 | 13.45 WIB

Seorang pasien ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) Pondok Rehabilitasi Sosial Jamrud Biru menunjukkan surat suara pada Pemilu 2024 di TPS 049 Mustikasari, Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 14 Februari 2024. Sebanyak 97 pasien ODGJ Jamrud Biru yang memiliki DPT (Daftar Pemilih Tetap) menggunakan hak suara pada Pemilu 2024 di 8 TPS. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Perbesar
Seorang pasien ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) Pondok Rehabilitasi Sosial Jamrud Biru menunjukkan surat suara pada Pemilu 2024 di TPS 049 Mustikasari, Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 14 Februari 2024. Sebanyak 97 pasien ODGJ Jamrud Biru yang memiliki DPT (Daftar Pemilih Tetap) menggunakan hak suara pada Pemilu 2024 di 8 TPS. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog klinis Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya, Ella Titis Wahyuniansari, mengingatkan masyarakat tidak menuntut orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang sudah dinyatakan pulih dengan obat untuk kembali hidup sempurna. Pasalnya masih banyak keluarga pasien ODGJ yang belum bisa menerima kondisi pasien yang tidak dapat kembali beraktivitas dan berperan dengan sempurna meski sudah dinyatakan pulih dan diizinkan kembali ke masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Jangan menuntut pasien ODGJ yang sudah pulih, terutama yang sebelumnya dengan level berat, harus kembali hidup sempurna. Misalnya kembali bekerja kantoran dan jadi manajer kayak sebelum sakit, itu enggak bisa," kata Ella.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pentingnya lingkungan positif dan suportif
Ia pun mengingatkan keluarga dengan pasien ODGJ bahwa pasien yang sudah dinyatakan pulih faktanya tetap memiliki keterbatasan dalam melakukan beberapa peran, termasuk bekerja. Ketika pasien ODGJ kembali, keluarga harus bisa menjadi lingkungan yang positif dan suportif bagi stabilitas kondisi pasien. Keluarga harus mampu melihat keahlian dan kemampuan apa yang bisa dikembangkan dari orang dengan gangguan jiwa yang sudah dinyatakan pulih dengan obat.

"Biarkan dia bekerja tapi sesuai kemampuannya. Kalau dia mampunya bukan kerja kantoran, kita support. Kita mendorong saja, memberikan motivasi, melatih dia untuk bersosialisasi. Ingat, bukan menuntut," ujarnya.

Ia mengatakan tuntutan keluarga tidak jarang malah kembali memperburuk kesehatan orang dengan gangguan jiwa yang sebelumnya sudah dinyatakan pulih karena menghadirkan situasi yang tidak nyaman dan tidak memberdayakan pasien. Karena itu, Ella mengatakan dukungan setiap anggota keluarga sangat penting bagi kestabilan kondisi kesehatan pasien ODGJ, yang terlihat tidak hanya melalui rutinitas pasien meminum obat tapi juga aktivitas dan relasi sosial yang suportif.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus