Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Jangan Salah Beli Perhiasan, Ini Perbedaan Emas Putih dengan Perak

Emas putih dan perak sekilas terlihat mirip, namun ada beberapa ciri khas yang membedakan keduanya.

4 Maret 2024 | 07.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Emas putih dan perak adalah dua logam mulia yang sering digunakan dalam perhiasan. Namun begitu, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Emas putih sebenarnya adalah campuran emas murni dengan logam lain, seperti paladium atau nikel, yang memberikan warna putih pada logam. Adapun perak adalah logam mulia yang memiliki warna alami yang lebih terang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari Utsav Pedia, emas putih muncul pada 1710 ketika alkemis Johann Friedrich Böttger dan Ehrenfried Walther von Tschirnhaus di Jerman mulai mengembangkannya. Pada 1752, logam yang menyerupai emas putih dengan lapisan abu-abu diperkenalkan.

Versi modern dari emas putih yang kita kenal sekarang baru diciptakan pada 1920-an. Ada dua versi dalam sejarah emas putih.

Yang pertama mengatakan bahwa Belais bersaudara mematenkan formula emas putih pada 1920 dengan mencampur emas, nikel, dan seng. Sementara versi lain menyatakan bahwa Karl Richter menciptakan emas putih pada 1915 dengan melebur emas dan nikel dengan paladium. 

Seiring dengan kurangnya platinum setelah Perang Dunia II, pembuat perhiasan mulai menggunakan campuran nikel, paladium, atau seng dengan emas murni untuk menciptakan emas putih dan mengubah warna kuningnya menjadi putih.

Dikutipr dari Gatsby Jewellery, Perak telah digunakan sejak sekitar 5000 Sebelum Masehi (SM). Awalnya ini dimanfaatkan untuk membuat wadah makan dan minum serta patung kuno, dan kemudian menjadi bagian penting dalam desain perhiasan kelas penguasa. 

Di Mesir Kuno dan Yunani Kuno, perhiasan perak diperuntukkan bagi kelas elit. Sementara dalam era Tudor, Stuart, dan Georgia, hanya kalangan atas yang memiliki akses terhadap perak.

Namun, dengan revolusi industri pada era Victoria, permintaan akan perhiasan perak meningkat pesat, terutama karena teknologi produksi massal yang berkembang. 

Saat ini perak masih menjadi bahan utama dalam industri perhiasan yang diproduksi secara massal, dengan perak murni yang dicampur dengan tembaga menjadi standar dalam pembuatan perhiasan perak. 

Menurut Oxford Gold Group, emas putih adalah logam paduan yang terdiri lebih dari satu logam. Sebagai contoh, cincin emas putih 18 karat biasanya terdiri dari 75 persen emas kuning murni dan 25 persen logam lain seperti nikel, seng, atau paladium. 

Namun, emas putih dengan paduan paladium lebih bernilai daripada yang terbuat dengan paduan nikel, karena paduan tersebut mengandung logam yang lebih mahal.

Sebagian besar perhiasan emas putih juga dilapisi dengan rhodium untuk mencegah noda. Rhodium, yang termasuk dalam keluarga platinum, merupakan logam mulia termahal di dunia.

Sementara perak terdiri dari 92,5 persen perak murni dan 7,5 persen logam lain seperti tembaga atau nikel. Karena perak murni sangat lembut, pembuat perhiasan sering mencampurkannya dengan logam lain seperti seng, tembaga, atau nikel untuk meningkatkan kekuatannya. Namun, nikel tidak cocok bagi yang memiliki alergi, sehingga tembaga lebih umum digunakan dalam perak murni.

Emas putih dan perak sekilas terlihat mirip, namun ada beberapa ciri khas yang membedakan keduanya. Perak cenderung memiliki corak yang lebih dalam dan berkilau, memberikan tampilan yang lebih mewah dan elegan. 

Perak yang sudah tua mungkin mengalami perubahan warna atau patina, yang dapat membuatnya memiliki tampilan yang lebih gelap atau kusam. Sementara itu, emas putih biasanya tetap mempertahankan kilau putihnya berkat lapisan rhodium yang melindunginya dari noda atau perubahan warna. 

WINDA OKTAVIA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus