Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bercinta memiliki banyak manfaat buat kesehatan. Fakta ini mungkin bisa memacu para lajang untuk segera berumahtangga dan yang baru bercerai atau pasangan meninggal untuk mencari pasangan baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Yang paling terpengaruh biasanya suasana hati. Namun, ada beberapa hal negatif yang juga muncul bila jarang berhubungan intim. Lalu, apa yang terjadi bila kita berhenti melakukan hubungan seks. The List memberikan jawabannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Lebih sering mimpi basah
Seperti seorang remaja pria yang memasuki masa akil balik, perempuan yang tidak rutin melakukan hubungan seks juga akan mengalami hal yang sama, yakni mimpi basah. Hal ini sering dialami oleh wanita yang mengalami masalah dengan suami atau lama tak berjumpa.
Hanya saja, para peneliti kesulitan dalam mengumpulkan data karena para wanita itu cenderung melupakan mimpi mereka. Pasalnya, penelitian itu membutuhkan data seperti detak jantung, aktivitas otak, kenaikan temperatur di sekitar klitoris. Sebuah laporan di Broadly menyebutkan 37 persen perempuan akan mengalami mimpi basah sebelum berusia 45 tahun, dan yang paling umum pada usia 40-50 tahun.
Lebih stres
Ada berbagai alasan yang membuat manusia stres. Namun, sebuah tulisan di Psychology Today menyebutkan pelepasan hormon endorfin selama berhubungan intim adalah salah satu cara untuk menekan stres dan kecemasan. Bukan hanya pelepasan endorfin yang bisa meredakan stres.
Berbagai gerakan pun dinilai mampu memberikan kesenangan yang membuat orang melupakan kecemasan. Menurut sebuah penelitian, pasangan yang rutin berhubungan intim memiliki tekanan darah yang lebih rendah dibanding yang tidak melakukannya dengan rutin.
Kekebalan tubuh menurun
Rutin berhubungan intim juga baik buat kesehatan dan diklaim bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Menurut Mayo Clinic, setiap kali pria dan wanita berhubungan intim maka hormon Dehydroepiandrosterone (DHEA) juga dilepaskan. Hormon inilah yang mampu memperbaiki sistem kekebalan tubuh dan membantu tubuh melawan bakteri, virus, dan kuman.
Akan tetapi, hormon itu baru terlepas bila kita mengalami orgasme. DHEA juga disebut sebagai hormon antidepresi, membuat kulit lebih indah, membantu memperbaiki kerusakan pada sel-sel kulit dengan lebih cepat, dan bahkan meningkatkan kemampuan belajar.