Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pusar adalah bagian tubuh di bagian perut yang kebersihannya terkadang sering diabaikan. Meskipun kecil dan tersembunyi, pusar bisa menjadi sumber bau yang tidak sedap jika tidak dirawat dengan baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Healthline, pusar memiliki ekosistem unik. Penelitian tahun 2012 menunjukkan bahwa pusar dapat menjadi habitat bagi 67 jenis bakteri yang berbeda. Bakteri dan kuman tersebut bisa menjadi salah satu penyebab kenapa pusar bau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tapi selain itu, penyebab pusar bau bisa jadi karena adanya gejala suatu kondisi yang memerlukan perhatian medis, seperti infeksi atau kista. Lantas, apa penyebab pusar bau? Bagaimana cara mengatasinya?
Penyebab Pusar Bau
1. Kebersihan yang Buruk
Pusar adalah tempat yang mudah terjebak kotoran, keringat, dan sel-sel kulit mati. Jika tidak dibersihkan dengan baik, kotoran ini bisa menumpuk dan menyebabkan bau yang tidak sedap.
Selain itu, pusar yang dalam atau berbentuk cekungan lebih rentan terhadap penumpukan kotoran.
2. Infeksi Bakteri atau Jamur
Lingkungan yang lembab di dalam pusar bisa menjadi tempat yang ideal bagi bakteri dan jamur untuk berkembang biak.
Infeksi bakteri atau jamur pada pusar dapat menyebabkan bau yang kuat dan tidak menyenangkan. Tanda-tanda lain dari infeksi mungkin termasuk kemerahan, gatal, dan keluarnya cairan.
3. Kista Epidermoid dan Pilar
Kista epidermoid adalah benjolan yang terbentuk di lapisan atas kulit, sedangkan kista pilar terbentuk di dekat folikel rambut. Kedua jenis kista ini mengandung sel-sel dalam membrannya yang memproduksi dan mengeluarkan keratin kental.
Jika salah satu kista ini tumbuh besar dan pecah, maka cairan tebal berwarna kuning yang berbau busuk akan keluar.
4. Kista Sebasea
Kista epidermoid dan kista pilar sering disalahartikan sebagai kista sebasea. Namun, kista sebasea jauh lebih jarang terjadi dibandingkan kista epidermoid dan kista pilar.
Kista sebasea berasal dari kelenjar sebasea yang biasanya menghasilkan sebum, campuran lipid seperti lilin dan minyak untuk melumasi dan melindungi kulit.
5. Diabetes
Beberapa kondisi medis seperti diabetes bisa mempengaruhi kebersihan pusar dan menyebabkan bau.
Sebuah penelitian pada tahun 2014 menunjukkan bahwa penderita diabetes mungkin lebih terkena infeksi termasuk infeksi jamur. Sebab, diabetes dapat meningkatkan risiko infeksi kulit karena tingginya kadar gula dalam darah yang dapat menjadi makanan bagi bakteri.
Cara Mengatasi Pusar Bau
Apabila pusar Anda bau, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Berikut adalah langkah-langkah mengatasi pusar bau.
1. Membersihkan Pusar Secara Teratur
Membersihkan pusar secara teratur adalah langkah pertama dan paling penting untuk mencegah bau. Gunakan sabun lembut dan air hangat untuk membersihkan pusar setiap hari. Hindari penggunaan sabun yang terlalu keras karena dapat menyebabkan iritasi.
2. Mengeringkan Pusar dengan Baik
Setelah membersihkan pusar, pastikan untuk mengeringkannya dengan baik. Kelembapan yang tertinggal di dalam pusar bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan jamur. Gunakan handuk bersih atau tisu untuk mengeringkan pusar dengan lembut.
3. Menggunakan Antiseptik
Jika Anda merasa pusar rentan terhadap infeksi, maka gunakan antiseptik ringan untuk membersihkan pusar.
Pastikan untuk memilih antiseptik yang tidak menyebabkan iritasi. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk rekomendasi produk yang aman dan efektif.
4. Menghindari Penggunaan Produk yang Mengiritasi
Hindari penggunaan lotion, minyak, atau produk lain yang dapat menyumbat pori-pori atau menyebabkan iritasi pada pusar.
Bahan kimia dalam produk tersebut bisa memicu reaksi alergi atau iritasi yang memperparah bau.
5. Menjaga Kebersihan Piercing
Jika Anda memiliki tindikan di pusar, pastikan untuk merawatnya dengan baik. Bersihkan tindikan sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh profesional tindik. Jangan lupa untuk menghindari menyentuh tindikan dengan tangan yang kotor.
6. Konsultasi dengan Dokter
Apabila bau pada pusar tidak hilang meskipun sudah membersihkannya dengan baik, atau jika Anda mengalami gejala lain seperti kemerahan, nyeri, atau keluarnya cairan, segera konsultasikan dengan dokter.
Dokter dapat membantu mendiagnosis dan mengobati infeksi atau kondisi medis lain yang mungkin menjadi penyebab bau.
RIZKI DEWI AYU
Pilihan Editor: Cara Aman Bersihkan Pusar Menurut Pakar