Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Program makan bergizi gratis bertujuan untuk meningkatkan kecukupan gizi, kecerdasan anak, mencegah gangguan pertumbuhan dan perkembangan (stunting), dan pada akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di negara ini. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 71 triliun atau 0,29 persen dari produk domestik bruto, untuk program tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pakar kesehatan Profesor Tjandra Yoga Aditama pun mengingatkan pedoman Kementerian Kesehatan "Isi Piringku" dalam pelaksanaan makan bergizi gratis di Jakarta demi memastikan asupan yang menunjang tumbuh kembang anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kita sangat berharap agar pelaksanaannya menyesuaikan dengan prinsip gizi seimbang sesuai pedoman Kementerian Kesehatan Isi Piringku," kata Tjandra, Senin, 21 Oktober 2024.
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu mengatakan penting untuk memperhatikan porsi dalam sepiring makanan, yakni ada karbohidrat, lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan. Kemudian, bisa dengan opsi yang membagi masing-masing sepertiga karbohidrat, sepertiga protein hewani atau nabati, sepertiga sayur dan buah.
"Setidaknya ada tiga peran makan siang yang baik, yakni menjamin kecukupan gizi, sebagai sumber energi untuk sekolah dan beraktivitas, serta untuk mengatasi dan menghindari berbagai penyakit dan masalah kesehatan," ujarnya.
Perhatikan kebersihan
Selain jaminan kandungan gizi dan rasa makanan, dia menilai yang amat perlu mendapat perhatian adalah aspek kebersihan dan higienis.
"Karena ini gerakan amat masif untuk seluruh negeri maka harus dijaga agar jangan sampai terjadi masalah gangguan saluran cerna, apalagi keracunan makanan dan atau penyakit pada masyarakat yang mengonsumsi," imbaunya.
Dia berharap program makan bergizi gratis akan sukses dan memberi manfaat besar bagi derajat kesehatan anak bangsa pada lima tahun mendatang. Presiden Prabowo Subianto mengatakan program makan bergizi gratis yang diwujudkan pada pemerintahannya kelak bertujuan untuk menyelamatkan masa depan bangsa Indonesia. Dia menegaskan program makan bergizi gratis bukan masalah untuk disenangi dan mencari popularitas namun untuk masalah strategis.