Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mengapa Kaviar Telur Ikan Sturgeon Tergolong Makanan Mewah dan Harganya Mahal?

Kaviar bersumber dari telur ikan sturgeon seperti beluga dan sevruga yang biasanya hidup di Laut Kaspia

24 Mei 2022 | 19.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang petugas memilah telur ikan sturgeon atau kaviar di Perusahaan Royal Belgian Caviar di Turnhout, Belgia, 29 November 2018. Kaviar ini dibanderol dengan harga variatif, mulai dari 1.500-4.000 Euro, atau berkisar Rp 24 juta-65 juta. REUTERS/Yves Herman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kaviar jenis makanan bersumber dari telur ikan. Makanan ini tergolong mewah, karena harganya yang mahal, tak semua orang bisa membelinya. Mengutip Simply Healthy Family, sejak peradaban Yunani dan Romawi Kuno kaviar sudah dianggap makanan mewah.

Apa itu kaviar?

Kaviar telur ikan segar maupun yang diawetkan atau diasinkan. Kaviar bersumber dari ikan sturgeon seperti beluga dan sevruga yang biasanya hidup di Laut Kaspia. Namun, karena permintaan pasar yang makin meningkat, tak hanya telur ikan dari famili sturgeon.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Telur ikan salmon dan hering juga terkadang dibuat menjadi kaviar. Tapi, menurut pencinta kaviar (caviar lovers) telur ikan selain famili sturgeon tak bisa dianggap sama.

Bagaimana rasa kaviar?

Kaviar rasanya asin dan teksturnya saat disantap agak mirip mentega. Beberapa orang menganggap terlalu amis. Bahkan karena rasanya, terkadang orang yang baru menyantap kaviar bertanya-tanya soal harganya mahal dengan rasa yang dianggap tidak sepadan. Walaupun, biasanya kaviar yang amis dan asin bukan tergolong istimewa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip laman Guinness World Records harga kaviar paling mahal mencapai 34.500 USD atau Rp506 juta per kilogram. Kaviar Almas ikan beluga Iran. 

Pengolahan kaviar

Mengutip laman Institut Pertanian Bogor (IPB), dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Wini Trilaksani menjelaskan, pengolahan kaviar cenderung sulit dan membutuhkan penangan khusus. 

Setelah dipanen, kaviar harus segera dimakan atau dikemas dalam kaleng agar kualitasnya tetap terjaga. Cara untuk mengawetkan memberi air garam kadar tertentu.

Selain diberi garam, kaviar kalengan  juga ditambahkan zat asam untuk mengawetkan atau pasteurisasi. Kaviar yang telah diawetkan dan dikemas dalam kaleng juga tak bisa dibiarkan setelah dibuka, karena harus langsung dikonsumsi. Jika tidak rasanya akan berubah dan kualitasnya menurun. 

Permintaan kaviar yang cukup tinggi, maka mulai ada budi daya ikan sturgeon. Budi daya ikan untuk kaviar juga membutuhkan teknologi khusus. Waktu panen cukup lama, yaitu sekitar 7 tahun hingga 10 tahun. Itu pun hanya 20 persen ikan hasil budi daya yang bisa menghasilkan telur.

Kelangkaan jenis dan kesulitan dalam perkembangbiakan ikan ini yang membuat kaviar harganya mahal. 

TATA FERLIANA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus