Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kaviar jenis makanan bersumber dari telur ikan. Makanan ini tergolong mewah, karena harganya yang mahal, tak semua orang bisa membelinya. Mengutip Simply Healthy Family, sejak peradaban Yunani dan Romawi Kuno kaviar sudah dianggap makanan mewah.
Apa itu kaviar?
Kaviar telur ikan segar maupun yang diawetkan atau diasinkan. Kaviar bersumber dari ikan sturgeon seperti beluga dan sevruga yang biasanya hidup di Laut Kaspia. Namun, karena permintaan pasar yang makin meningkat, tak hanya telur ikan dari famili sturgeon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Telur ikan salmon dan hering juga terkadang dibuat menjadi kaviar. Tapi, menurut pencinta kaviar (caviar lovers) telur ikan selain famili sturgeon tak bisa dianggap sama.
Bagaimana rasa kaviar?
Kaviar rasanya asin dan teksturnya saat disantap agak mirip mentega. Beberapa orang menganggap terlalu amis. Bahkan karena rasanya, terkadang orang yang baru menyantap kaviar bertanya-tanya soal harganya mahal dengan rasa yang dianggap tidak sepadan. Walaupun, biasanya kaviar yang amis dan asin bukan tergolong istimewa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip laman Guinness World Records harga kaviar paling mahal mencapai 34.500 USD atau Rp506 juta per kilogram. Kaviar Almas ikan beluga Iran.
Pengolahan kaviar
Mengutip laman Institut Pertanian Bogor (IPB), dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Wini Trilaksani menjelaskan, pengolahan kaviar cenderung sulit dan membutuhkan penangan khusus.
Setelah dipanen, kaviar harus segera dimakan atau dikemas dalam kaleng agar kualitasnya tetap terjaga. Cara untuk mengawetkan memberi air garam kadar tertentu.
Selain diberi garam, kaviar kalengan juga ditambahkan zat asam untuk mengawetkan atau pasteurisasi. Kaviar yang telah diawetkan dan dikemas dalam kaleng juga tak bisa dibiarkan setelah dibuka, karena harus langsung dikonsumsi. Jika tidak rasanya akan berubah dan kualitasnya menurun.
Permintaan kaviar yang cukup tinggi, maka mulai ada budi daya ikan sturgeon. Budi daya ikan untuk kaviar juga membutuhkan teknologi khusus. Waktu panen cukup lama, yaitu sekitar 7 tahun hingga 10 tahun. Itu pun hanya 20 persen ikan hasil budi daya yang bisa menghasilkan telur.
Kelangkaan jenis dan kesulitan dalam perkembangbiakan ikan ini yang membuat kaviar harganya mahal.
TATA FERLIANA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.