Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Terdapat empat jenis golongan darah yang umumnya dikenal, yakni A, B, O, dan AB. Perbedaan tersebut ditentukan oleh keberadaan antigen pada sel darah merah dan plasma darah. Selain itu, status rhesus (Rh) darah juga dibagi menjadi dua kategori, yaitu negatif dan positif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun selain keempat golongan darah tersebut, ternyata ada salah satu jenis golongan darah yang sangat langka di dunia yang dinamakan golden blood alias darah emas. Golongan darah langka ini hanya dimiliki oleh kurang dari 45 orang di bumi. Lalu, apa itu golden blood yang disebut golongan darah langka?
Golden Blood atau Darah Emas
Golden blood atau darah emas, yang juga dikenal sebagai golongan darah Rh null adalah salah satu jenis golongan darah yang sangat langka di dunia. Mengutip Medicine Net, orang dengan golongan darah Rh null tidak memiliki antigen Rh pada sel darah merah mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal itu membuat golden blood menjadi golongan yang sangat langka dan dianggap sebagai golongan darah yang paling eksklusif di dunia. Pemilik golden blood hanya ada sekitar 43 orang di seluruh dunia yang pernah dilaporkan mengidapnya. Golongan darah emas ini pertama kali terlihat pada suku Aborigin Australia.
Kendati begitu, keberlanjutan golongan darah emas menjadi kekhawatiran karena sumbangan Rh null sangat langka dan sulit diakses. Seseorang dengan Rh null harus mengandalkan kerjasama dengan jaringan kecil donor reguler Rh null di berbagai belahan dunia apabila mereka membutuhkan pasokan darah.
Secara global, hanya ada sembilan donor yang aktif untuk golongan darah ini. Kelangkaan darah Rh-null, dikombinasikan dengan sifat uniknya, menjadikannya sangat berharga untuk penelitian ilmiah, sehingga mendapat julukan "Darah Emas".
Penyebab Golden Blood
Seseorang yang memiliki golongan darah Rh null atau golden blood tampaknya merupakan hasil dari mutasi genetik, yang merupakan perubahan spontan pada suatu gen.
Hal ini biasanya terlihat pada mutasi pada gen RHAG, yang mengkode glikoprotein terkait Rh. Protein ini diperlukan untuk mengarahkan antigen Rh ke membran sel darah merah.
Mutasi pada RHAG seringkali terkait dengan kondisi medis yang disebut stomatositosis herediter.
Orang-orang ini mungkin mengalami anemia hemolitik jangka panjang yang ringan dan mengalami peningkatan kerusakan sel darah merah. Fenotip Rh null juga dapat ditemui pada kasus anemia tertentu yang dapat dimiliki seseorang sejak lahir.
Beberapa kondisi berikut dapat meningkatkan risiko seseorang memiliki golongan darah emas:
- Perkawinan sedarah, seperti perkawinan antara sepupu, kakak-adik, atau individu yang memiliki hubungan kerabat dekat atau jauh.
- Gen autosomal, yakni gen abnormal, yang memiliki sifat penyakit, diturunkan melalui keluarga.
- Perubahan atau penghapusan total pada gen tertentu, seperti RHD dan RHCE atau RHAG.
Apakah Pemilik Golden Blood Bisa Donor Darah?
Ya, pemilik golden blood dapat melakukan donor darah, karena tidak terdapat antigen pada sel darah merah. Seseorang dengan darah Rh null dianggap sebagai donor universal, sehingga darah ini dapat disumbangkan kepada siapa saja yang memiliki golongan darah langka dalam sistem Rh.
Kelebihan darah ini dalam transfusi terletak pada ketiadaan antigen umum, membuatnya dapat diterima oleh penerima transfusi tanpa risiko reaksi transfusi darah. Meskipun demikian, karena kelangkaannya, menemukan jenis darah ini menjadi tugas yang sangat sulit.
Sebaliknya, Rh null mungkin kurang menguntungkan bagi seseorang yang menderitanya. Apabila mereka memerlukan transfusi darah, menerima darah yang memiliki antigen Rh dapat menyebabkan reaksi transfusi.
Penyakit yang Ditimbulkan Akibat Golongan Darah Emas
Orang dengan golongan darah Rh null atau golden blood mungkin bisa menderita sejumlah penyakit atau komplikasi yang ditimbulkan, beberapa di antaranya yaitu:
1. Anemia Hemolitik Ringan Hingga Sedang
Sejak lahir, pemilik golden blood mungkin menderita anemia hemolitik. Hal ini menyebabkan kerusakan sel darah merah lebih cepat, yang dapat menyebabkan kadar hemoglobin rendah dan menyebabkan pucat dan kelelahan.
Ini bisa terjadi karena cacat struktural pada sel darah merah seperti:
- Bentuknya seperti mulut atau seperti celah.
- Struktur sel darah merah kurang elastis.
- Penutup sel darah merah yang tidak normal.
- Peningkatan kerapuhan karena kurangnya antigen Rh.
- Perubahan volume sel darah.
2. Tantangan Transfusi Darah
Orang dengan golongan darah emas mungkin menghadapi tantangan selama transfusi darah. Jika darah orang tersebut terkena antigen Rh (protein pada permukaan sel darah merah) dari darah orang lain, maka mereka akan segera membentuk auto antibodi yang sesuai dan mungkin terjadi reaksi transfusi yang parah. Oleh karena itu, untuk pasien jenis ini, rumah sakit perlu memiliki protokol khusus dan manajemen respons yang cepat.
3. Ketidakcocokan Rh Selama Kehamilan
Jika ibu memiliki Rh nol dan bayi memiliki Rh-positif, dan jika darah ibu menjadi peka oleh darah bayi yang positif, maka darah ibu dapat memproduksi protein pelindung yang disebut antibodi yang dapat menargetkan kehamilan di masa depan atau menyebabkan aborsi atau keguguran.
4. Krisis Hemolitik
Beberapa penelitian menemukan bahwa infeksi atau sepsis pada seseorang yang memiliki golden blood apat memicu hemolisis masif, gagal ginjal berikutnya, dan komplikasi lainnya.
RIZKI DEWI AYU
Pilihan Editor: 6 Risiko Kesehatan yang Bisa Dilihat dari Golongan Darah