Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Operasi plastik digunakan untuk memperbaiki dan merekonstruksi jaringan dan kulit yang hilang atau rusak. Itu dilakukan selebritas Titi DJ di salah satu rumah sakit di kawasan Gangnam, Korea Selatan. Tujuan utama dilakukannya operasi plastik adalah untuk mengembalikan fungsi dan tampilan jaringan serta kulit sehingga sedekat mungkin mendekati standar normal, sebagaimana dilansir nhs.uk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kendati demikian, seseorang yang ingin melakukan operasi plastik perlu memperhatikan beberapa hal sebelum melakukan operasi plastik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
1. Harapan
Operasi plastik dilakukan bukan untuk mencapai kesempurnaan wajah. Jika seseorang menaruh harapan yang tinggi dengan melakukan operasi bisa merubahnya menjadi bintang film, seseorang tersebut akan mendapatkan hasil yang mengecewakan. Jangan berharap atau mengandalkan operasi untuk mendapatkan promosi jabatan atau meningkatkan kehidupan sosial.
2. Biaya
Operasi plastik tidak ditanggung oleh sebagian besar paket asuransi kesehatan. Biaya bervariasi tergantung pada prosedur yang digunakan, mulai dari jutaan hingga milyaran rupiah. Tak hanya mempertimbangkan biaya operasi saja, pertimbangkan pula biaya perawatan lanjutan atau prosedur korektif tambahan.
3. Jangan merokok
Kemungkinan besar dokter besar akan merekomendasikan agar seseorang yang ingin melakukan operasi plastik untuk berhenti merokok sekitar satu bulan sebelum operasi dan selama pemulihan. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan risiko komplikasi, seperti dikutip mayoclinic.org.
4. Menemukan ahli bedah yang berkualitas
Jika memutuskan untuk melakukan operasi plastik, seseorang mungkin memiliki beberapa pilihan ahli bedah. Pilih salah satu ahli beda dengan spesialisasi dalam prosedur yang ingin dilakukan dan disertifikasi dalam spesialisasi tersebut. Selain itu, pilih ahli bedah dengan sertifikasi dari American Board of Medical Specialties. Sebab, dewan ini mengeluarkan sertifikasi berdasarkan kriteria yang sangat ketat termasuk pelatihan 6-9 tahun untuk operasi plastik. Waspadalah terhadap sertifikasi menyesatkan dari dewan yang tidak dikenal atau ditunjuk sendiri.
Lalu, pastikan pula fasilitas operasi telah diakreditasi oleh badan akreditasi atau dilisensikan oleh negara tempat fasilitas tersebut berada. Ini menjadi jaminan bahwa fasilitas yang ada mampu menanggapi keadaan darurat medis, seperti dilansir plasticsurgery.org.
Adapun, beberapa hal yang harus diperhatikan setelah melakukan operasi plastik adalah risiko komplikasi. Sebab, proses penyembuhan berbeda pada setiap orang yang dapat dipengaruhi oleh komitmen masing-masing orang untuk mengikuti instruksi pasca-perawatan secara konsisten.
Pemulihan dapat dilakukan secara berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan. Perhatikan apa saja efek fisik yang mungkin menjadi bagian dari pemulihan dan bagaimana operasi dapat memengaruhi aspek kehidupan pribadi seseorang.
Mengutip buku Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical Practice, jika seseorang tidak sabar melakukan pemulihan secara berkala, komplikasi rentan terjadi, termasuk pendarahan yang berlebihan atau infeksi di tempat pembedahan. Akibatnya, penting untuk mengingat bahwa meskipun hasil akhir dari prosedur operasi plastik sangat bergantung pada keahlian ahli bedah, tetapi tindakan seseorang setelah melakukan operasi dan selama proses pemulihan dapat mengubah hasil yang diinginkan.
Misalnya, jika seseorang tidak mengikuti instruksi dan tidak minum obat sesuai resep, ini akan mengganggu proses penyembuhan dan pendarahan pun tidak bisa dielakkan. Jika hal ini terjadi, ada kemungkinan luka tidak akan sembuh secepat yang diharapkan sehingga mempengaruhi hasil akhir operasi plastik.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.