Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Operasi Plastik dan Mengubah Wajah di Mata Tompi

Operasi plastik menurut Tompi untuk memperbaiki bagian wajah yang dinilai kurang oke, bukan mengubah wajah secara total.

12 Juli 2019 | 11.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pendapat soal wajah ideal itu tak selalu sama. Dokter bedah plastik Teuku Adifitrian atau Tompi memiliki pandangan yang berbeda seputar rekonstruksi wajah dengan para dokter bedah plastik Korea Selatan soal mendapatkan wajah ideal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Itu berbeda, cara saya melihat filosofi saya dengan dokter di Korea. Mereka sudah punya datanya, berapa jarak matanya yang ideal, panjang hidung yang ideal, sudah ada pemetaannya," ujar Tompi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dokter yang juga musisi itu mengaku lebih memilih operasi plastik untuk menyempurnakan bentuk wajah pasien yang sudah ada dibanding mengoperasi wajah untuk mendapatkan hasil ideal seperti diharapkan.

"Dia (dokter Korea) akan operasi mendekati itu. Jadi mirip semua mukanya. Saya beranggapan Tuhan menciptakan semua orang cantik dengan karakternya masing-masing, tinggal perawatannya. Intinya, gimana caranya membuat lebih cantik, bukan mengubah si A jadi si C. Jadi enggak perlu ubah semuanya, nanti enggak punya karakter lagi," lanjutnya.

Pelantun "Menghujam Jantungku" itu bercerita tentang beberapa pasien yang datang padanya dengan menunjukkan sebuah gambar dan meminta untuk dioperasi menyerupai model tersebut. Padahal, Tompi mengatakan untuk mengubah bentuk wajah tidak bisa hanya dilakukan pada satu titik saja.

Dokter Tompi. Instagram

"Banyak orang yang beranggapan dengan operasi satu titik, semuanya akan berubah. Operasi hidung minta seperti Nicholas Saputra. Ya hidungnya mirip, tapi kan mukanya enggak. Jadi sama hidungnya doang, enggak membuat look sama. Yang terpenting adalah harmoninya," ujar personel Trio Lestari itu.

Tompi mengatakan sejumlah orang beranggapan wajah atau tubuh sempurna adalah seperti yang ditampilkan oleh para model di Instagram dan majalah.

"Yang namanya foto di Photoshop, semuanya sempurna, yang hidungnya gede bisa jadi kecil. Itu yang bikin pasien ekspektasinya tinggi. Padahal aslinya kan enggak, orangnya masih miring juga aslinya," ujar pelantun "Ramadhan" itu.

Dia melanjutkan, "Saya enggak pernah menjadikan muka model sebagai acuan. Makanya kalau sama saya, kalau mau konsultasi, datang lalu ngobrol. Kita lihat kayak gimana bagusnya, based dari apa yang dia punya sekarang. Itu yang coba kita adjust."

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus