Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Mitos Pneumonia dan Paru-paru Basah karena Mandi Malam, Cek Faktanya

Dokter paru mengatakan pneumonia dan paru-paru basah dapat disebabkan mandi malam hari hanya mitos. Bagaimana faktanya?

12 September 2024 | 19.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pneumonia merupakan radang atau infeksi pada jaringan paru. Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Profesor Tjandra Yoga Aditama, mengatakan pneumonia dan kondisi yang kerap disebut paru-paru basah dapat disebabkan mandi malam hari hanya mitos.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Penyebab pneumonia dan juga paru-paru basah bukan mandi malam atau kena semprot kipas angin. Ini adalah mitos belaka," katanya, Kamis, 12 September 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pneumonia dapat disebabkan bakteri seperti pneumokokus, streptokokus, dan lainnya, atau oleh virus, misalnya COVID-19 dan mungkin juga virus-virus lain. Pneumonia juga kadang-kadang disebabkan parasit. Tanda dan gejala pneumonia bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung faktor-faktor seperti jenis kuman penyebab infeksi, usia, dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Gejala pneumonia dapat bervariasi tergantung penyebab infeksi, tingkat keparahan, dan kondisi orang yang terkena. Gejala ringan sering mirip pilek atau flu tetapi berlangsung lebih lama. 

Gejala dan tanda yang umumnya terkait pneumonia meliputi nyeri dada saat bernapas atau batuk, kebingungan atau perubahan kesadaran mental (pada lansia 65 tahun ke atas), batuk yang dapat menghasilkan dahak, kelelahan, demam, berkeringat dan menggigil, suhu tubuh lebih rendah dari normal (pada lansia dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah), mual, muntah atau diare, kesulitan bernapas, dan kehilangan nafsu makan.

Salah kaprah paru-paru basah
Sementara itu, paru-paru basah sebenarnya bukan istilah kedokteran. Tjandra mengatakan kondisi yang dimaksud sebenarnya adalah penyakit efusi pleura.

"Sebenarnya cairannya bukan berada di dalam paru tetapi dalam selaput di sekitar paru, tepatnya antara selaput yang membungkus paru (pleura viseralis) dan selaput yang melapisi bagian dalam dinding dada (pleura parietalis)," papar Tjandra,

Menurutnya, sedikitnya ada tiga penyebab terbentuknya cairan, yaitu karena infeksi, misalnya, tuberkulosis (TB), atau radang lain karena kanker, dan terjadi gangguan keseimbangan protein dalam tubuh.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus