Makanan tersebut banyak terdapat di Tanjungpinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Mulai dari satu kedai hingga ke kedai yang lain. Tetapi paling terkenal otak-otak terdapat di pintu masuk Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang.
Para pedagang menjajakan otak-otak di atas gerobak mereka, yang menghiasi gerbang masuk pelabuhan sebelum wisatawan meninggalkan Tanjungpinang. Ketika hendak turun dari mobil, saut menyaut langsung terdengar dari pedagang menawarkan makanan tersebut. "Otak-otak mas," ujar mereka.
Otak-otak tersebut terbuat dari bumbu gulai di campur ikan. Mulai dari ikan palai, ikan tenggiri, ataupun bisa dengan sotong.
Deretan penjual otak-otak di Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
"Kalau paling enak, menggunakan ikan tenggiri," kata Buk Mar salah seorang pedagang kepada TEMPO. Mar menjelaskan, pedagang di Tanjungpinang lebih banyak menggunakan ikan palai karena lebih murah.
Otak-otak ini dibungkus menggunakan daun kelapa. Rasanya pedas bercampur aroma ikan. Ukurannya hanya sebesar dua jari orang dewasa, "Kami buka pukul 10.00 pagi sampai malam, terkadang kalau ramai sampai malam, dan bisa dipesan," katanya.
Otak-otak dibakar menggunakan daun kelapa langsung di atas gerobak tersebut. Aromanya juga menyengat saat wisatawan melintasi deretan gerobak itu.
Satu bungkus otak-otak dibandrol Rp1.000, kebanyakan pengunjung membeli satu kotak ukuran besar untuk dijadikan oleh-oleh. Satu kotak itu seharga Rp50.000 dengan isi 50 bungkus otak-otak, "Kalau beli satu kotak dikasih bonus 5 bungkus," kata Mar.
Buk Mar salah satu penjaja otak-otak di pintu masuk Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Kota Tanjungpinang tidak hanya menyuguhkan berbagai destinasi wisata. Tetapi banyak jajanan kuliner yang menggugah selera, salah satunya "otak-otak". Makanan ini menjadi oleh-oleh khas tanah Melayu.